Sabtu, 26 Oktober 2013

KAWAH BULAN







Walaupun kita melihat bahwa Bulan sangat indah dari Bumi, tetapi sebenarnya permukaannya tidak rata, penuh kawah. Diduga, semenjak ‘lahir’ 4 milyar tahun yang lalu, permukaan Bulan tak henti-hentinya dihujani meteorit, sehingga terbentuk banyak kawah. Ada yang mengatakan, sekitar 1 milyar tahun yang lalu hujan meteorit mulai berkurang. Pada saat itu terjadi aktivitas vulkanik di permukaan bulan. Aktivitas vulkanik di masa lalu itu meninggalkan jejak berupa bagian-bagian yang terlihat gelap di permukaan bulan. Orang menyebut bagian gelap itu ‘Mare’ atau ‘Maria’ yang artinya laut. Karena dulunya orang memang mendugaitu adalah laut.

Jatuhnya meteorit menyebabkan terbentuknya kawah, juga mengakibatkan banyak material yang terlempar keluar. Material yang terlempar kemudian berjatuhan di sekeliling kawah utama, membentuk kawah-kawah kecil. Akibatnya, terbentuklah banyak kawah di permukaan bulan. Dengan pola yang khas, seperti pancaran cahaya yang disebut “crater rays“. Tidak adanya angin dan air yang menyebabkan erosi, menjadikan bentuk permukaan bulan relatif tetap. Bahkan jejak yang ditinggalkan oleh para astronot yang pernah mendarat di permukaan bulan pun tidak hilang atau berubah. Jadi di permukaan bulan terdapat bagian- bagian datar dengan debu yang sangat halus. Ada pula yang berbatu, batu, gunung, jurang dan lembah yang dalam. Terutama banyak sekali kawah-kawah besar.

Struktur bulan terdiri dari Kerak, Mantel, dan Inti. Kerak Bulan terdiri dari batuan granit dan mineral kalsium, dengan ketebalan antara 48 - 74 km. Dibawah kerak terdapat mantel yang tebal, terdiri dari banyak mineral silikat dan sedikit logam, yaitu besi. Inti Bulan memiliki bagian dalam yang keras, dengan ketebalan 240 km, dan bagian luar yang cair dengan ketebalan 300 km. Inti Bulan kaya akan besi. Inti Bulan dikelilingi oleh suatu lapisan kental dengan ketebalan 500 km.

Sampai sekarang, proses terbentuknya Bulan masih dalam taraf Hipotesis atau dugaan. Tapi, sebagian besar ilmuwan setuju dengan hipotesis bahwa bulan adalah bagian Bumi yang terpisah akibat tabrakan dengan sebuah asteroid yang sangat besar. Tabrakan itu terjadi pada masa awal pembentukan Bumi, yaitu sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Pecahan bumi yang terlempar membentuk cincin puing dan debu, yang kemudian perlahan-lahan berkumpul dan memadat membentuk Bulan.

Proses hipotesisnya adalah :
1. Sebuah asteroid hampir seukuran planet Mars menabrak Bumi.
2. Akibat tabrakan itu, terbentuklah awan gas, debu, dan batuan yang sangat besar.
3. Sebagian besar puing-puing itu mengorbit Bumi.
4. Puing-puing itu kemudian bergabung dan memadat membentuk Bulan.

BULAN

Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan merupakan satelit alami terbesar ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri dan cahaya Bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari.


Jarak rata-rata Bumi-Bulan dari pusat ke pusat adalah 384.403 km, sekitar 30 kali diameter Bumi. Diameter Bulan adalah 3.474 km, sedikit lebih kecil dari seperempat diameter Bumi. Ini berarti volume Bulan hanya sekitar 2 persen volume Bumi dan tarikan gravitasi di permukaannya sekitar 17 persen daripada tarikan gravitasi Bumi. Bulan beredar mengelilingi Bumi sekali setiap 27,3 hari (periode orbit), dan variasi periodik dalam sistem Bumi-Bulan-Matahari bertanggungjawab atas terjadinya fase-fase Bulan yang berulang setiap 29,5 hari (periode sinodik).

Fase bulan adalah bentuk bulan yang selalu berubah-ubah jika dilihat dari bumi. Fase bulan itu tergantung pada kedudukan bulan terhadap matahari dilihat dari bumi. Fase bulan disebut juga aspek bulan.
Berikut ini adalah deskripsi dari masing-masing fase Bulan :


Fase 1 – New Moon (Bulan baru): Sisi bulan yang menghadap bumi tidak menerima cahaya dari matahari, maka, bulan tidak terlihat.
Fase 2 – Waxing Crescent (Sabit Muda) : Selama fase ini, kurang dari setengah bulan yang menyala dan sebagai fase berlangsung, bagian yang menyala secara bertahap akan lebih besar.
Fase 3 – Third Quarter (Kuartal III): Bulan mencapai tahap ini ketika setengah dari itu terlihat.
Fase 4 – Waxing Gibbous: Awal fase ini ditandai saat bulan adalah setengah ukuran. Sebagai fase berlangsung, bagian yang daftar akan lebih besar.
Fase 5 – Full Moon (Bulam purnama): Sisi bulan yang menghadap bumi cahaya dari matahari benar-benar, maka seluruh bulan terlihat. Hal ini terjadi ketika bulan berada di sisi berlawanan dari Bumi.
Fase 6 – Waning Gibbous : Selama fase ini, bagian dari bulan yang terlihat dari Bumi secara bertahap menjadi lebih kecil.
Fase 7 – First Quarter (Kuartal I): Bulan mencapai tahap ini ketika setengah dari itu terlihat.
Fase 8 – Waning Crescent (Sabit tua): Hanya sebagian kecil dari bulan terlihat dalam fase yang secara bertahap menjadi lebih kecil. Penjelasan Sederhana Fase-Fase Bulan
Rasanya akan lebih mudah untuk mengertikan siklus bulan dengan mengenal fase Bulan Mati/Baru dan Bulan Purnama, Kuartal I dan Kuartal III dan fasa-fasa di antaranya.

Bulan Mati/Baru terjadi pada saat Bulan kurang-lebih berada dalam satu garis lurus di antara Matahari dan Bumi (Kenapa lebih-kurang akan diterangkan di bawah). Seluruh permukaan bulan yang disinari matahari berada di bagian “belakang” bulan, di bagian yang tidak bisa kita lihat dari Bumi.

Pada Bulan Purnama, Bumi, Bulan dan Matahari kembali kurang-lebih berada dalam satu garis lurus, tetapipada posisi yang berlawanan, sedemikian rupa sehingga seluruh pemukaan bulan yang disinari matahari berhadapan dengan kita. Sisi gelapnya tersembunyi di “belakang”.

Kuartal I dan Kuartal III dari fasa bulan (keduanya sering disebut Bulan Setengah (Half Moon) terjadi bila posisi Bulan, Bumi dan Matahari membentuk sudut 900 sehingga kita melihat persis separuh bagian bulan yang disinari matahari dan separuh bagian lagi gelap.

Dengan mengenal ke empat fasa di atas maka keempat fasa lainnya akan lebih mudah dimengerti, karena semuanya merupakan gambaran dari proses transisi dari satu fase ke fase berikutnya

Untuk memudahkan mengingat dan mengerti keempat fase lainnya itu kita istilahkan ; Sabit (Crescent), Gibbous, Waxing (membesar) dan Waning (mengecil).

Sabit (crescent) menunjukkan fasa dimana bulan terkesan disinari kurang dari separuh permukaannya . Sedangkan Gibbous menunjukkan fasa dimana bulan disinari lebih dari separuh permukaannya. Waxing pada prinsipnya menunjukkan pembesaran atau perluasan penyinaran. Sedangkan Waning adalah pengecilan atau penciutan penyinaran

Sehingga kita bisa mengkombinasikan istilah istilah di atas untuk menunjukan fasa-fasa bulan, sebagai berikut :
Setelah fasa Bulan Baru (ijtima), sinarnya mulai membesar, tapi masih kurang dari setengahnya, diistilahkan sebagai Waxing Crescent (Sabit Muda). Setelah Kuartal I (Bulan Setengah), porsi penyinarannya tetap masih bertambah sehingga lebih dari setengahnya, sehingga disebut sebagai Waxing Gibbous. Setelah mencapai Purnama, selanjutnya penyinaran akan mulai mengecil, sehingga disebut Waning Gibbous. Terus mengecil untuk mencapai Kuartal III (Bulan Setengah) untuk selanjutnya menjadi Waning Crescent (Sabit Tua) demikian seterusnya menjadi Bulan Mati atau Bulan Baru (ijtima) kembali.


perbedaan pasang perbani dan pasang purnama




Pasang laut perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik yang rendah dan pasang surut yang tinggi. Pasang laut perbani ini terjadi pada saat bulan seperempat dan tigaperempat.




Pasang purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat rendah. Pasang surut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.

Gerhana bulan

Gerhana bulan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Gerhana Bulan
Diagram gerhana bulan: Bayangan bumi yang menutupi bulan

Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.

Dengan penjelasan lain, gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi dengan matahari. Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang ekliptika sebesar 5°[1], maka tidak setiap oposisi bulan dengan Matahari akan mengakibatkan terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang disebut node, yaitu titik di mana bulan memotong bidang ekliptika. Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan beroposisi pada node tersebut. Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik oposisi ke titik oposisi lainnya. Maka seharusnya, jika terjadi gerhana bulan, akan diikuti dengan gerhana Matahari karena kedua node tersebut terletak pada garis yang menghubungkan antara Matahari dengan bumi.

Sebenarnya, pada peristiwa gerhana bulan, seringkali bulan masih dapat terlihat. Ini dikarenakan masih adanya sinar Matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi. Dan kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, bulan akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga, ataupun coklat.

Gerhana bulan dapat diamati dengan mata telanjang dan tidak berbahaya sama sekali.

Ketika gerhana bulan sedang berlangsung, umat Islam yang melihat atau mengetahui gerhana tersebut disunnahkan untuk melakukan salat gerhana bulan (salat khusuf)

Rabu, 06 Maret 2013

PEMIKIRAN KIHAJAR DEWANTORO TENTANG PENDIDIKAN NASIONAL


Sebagai tokoh yang hidup dalam masa penjajahan kolonial, Ki Hajar Dewantara tentu turut merasakan pendidikan kolonial Belanda yang menjatuhkan martabat bumiputra. Karenanya, bagi Ki Hajar Dewantara, pendidikan haruslah memerdekakan kehidupan manusia. Pendidikan mesti disandarkan pada penciptaan jiwa merdeka, cakap dan berguna bagi masyarakat.

Sistim pendidikan Indonesia dari zaman kolonial hingga sekarang tetap saja mengecewakan. Hampir tidak ada lagi nilai-nilai kebangangsaan yang ditanamkan dalam proses penyelenggaraan pendidikan nasional kita.  Pendidikan kapitalistik, seperti di era reformasi sekarang, hanya menciptakan pemisahan orang-orang terpelajar dengan rakyatnya, menyebabkan munculnya Stratifikasi sosial ditengah kehidupan masyarakat.

Kondisi demikian tentu sangat jauh dari konsep pendidikan dan pengajaran yang dimaksudkan oleh Ki Hajar Dewantara.

Perubahan sistim kekuasaan merupakan penyebab utama hancurnya karaktek pendidkan nasional. Pada era kemerdekaan, pendidikan bertujuan melekatkan kemerdekaan pada persatuan rakyat. Lalu, bagaimana dengan sekarang? Pendidikan hanya dijadikan sebagai komoditi.

Konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara

Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara menempatkan kemerdekaan sebagai syarat dan juga tujuan membentuk kepribadian dan kemerdekaan batin bangsa Indonesia agar peserta didik selalu kokoh berdiri membela perjuangan bangsanya.

Karena kemerdekaan menjadi tujuan pelaksanaan pendidikan, maka sistim pengajaran haruslah berfaedah bagi pembangunan jiwa dan raga bangsa. Untuk itu, di mata Ki Hajar Dewantara, bahan-bahan pengajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan hidup rakyat.

Bagi Ki Hajar Dewantara, pendidikan tidak boleh dimaknai sebagai paksaan; kita harus mengunakan dasar tertib dan damai, tata tentram dan kelangsungan kehidupan batin, kecintaan pada tanah air menjadi prioritas.  Karena ketetapan pikiran dan batin itulah yang akan menentukan kualitas seseorang.

Memajukan pertumbuhan budi pekerti- pikiran merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, agar pendidikan dapat memajukan kesempurnaan hidup. Yakni: kehidupan yang selaras dengan perkembangan dunia. Tanpa meninggalkan jiwa kebangsaan.

Dunia terus mengalami perkembangan, pergaulan hidup antar satu bangsa dengan bangsa lainnya tidak dapat terhindarkan. Pengaruh kebudayaan dari luar semakin mungkin untuk masuk berakulturasi dengan kebudayaan nasional. Oleh karena itu, seperti dianjurkan Ki Hajar Dewantara, haruslah kita memilih mana yang baik untuk menambah kemulian hidup dan mana kebudayaan luar yang akan merusak jiwa rakyat Indonesia dengan selalu mengingat: semua kemajuan dilapangan ilmu pengetahuan harus terorientasikan dalam pembangunan martabat bangsa.

Syarat pengetahuan

Pendidikan yang teratur adalah yang bersandar pada perkembangan ilmu pengetahuan atau ilmu pendidikan. Ilmu ini tidak boleh berdiri sendiri; ada saling hubugan dengan pengetahuan lain. Ilmu harus berfungsi sebagai pelengkap sempurnanya mutu pendidikan dan pembangunan karakter kebangsaan yang kuat.

Dalam menyelenggarakan pengajaran dan didikan kepada rakyat, Ki Hajar menganjurkan agar kita tetap memperhatikan ilmu jiwa (psyhologie), ilmu jasmani, ilmu keadaban dan kesopanan (etika dan moral), ilmu estetika, dan menerapkan cara-cara pendidikan yang membangun karakter.

Seorang pendidik yang baik, kata Ki Hajar Dewantara, harus tahu bagaimana cara mengajar, memahami karakter peserta didik dan mengerti tujuan pengajaran. Agar dapat mewujudkan hasil didikan yang mempunyai pengetahuan yang mumpuni secara intelektuil maupun budi pekerti serta semangat membangun bangsa.

Relevansi ajaran Ki Hajar Dewantara   

Pendidikan nasional saat ini memiliki segudang persoalan, mulai dari wajah pendidikan yang berwatak pasar yang menyebabkan hilangnya daya kritis tenaga didik terhadap persoalan bangsanya hingga pemosisian lembaga pendidikan sebagai sarana menaikan starata sosial dan ajang mencari ijazah belaka.

Peranan pendidikan, yang sejatinya untuk pembangunan bangsa, telah didisorientasikan oleh kekuasaan guna kepentingan kapital semata. Di sini, pendidikan tak lebih dari alat akumulasi keuntungan.

Disamping itu, kandungan pendidikan dan pengajaran sekarang ini tidak memuat nilai-nilai kebangsaan. Pendidikan sekarang hanya melahirkan Sikap individualisme, hedonisme dan hilangnya jiwa merdeka. Hasil pendidikan seperti ini tidak dapat diharapkan membangunan kehidupan bangsa dan negara bermartabat.

Di sinilah relevansi pemikiran Ki Hajar Dewantara di bidang pendidikan: mencerdaskan kehidupan bangsa hanya mungkin diwujudkan dengan pendidikan yang memerdekakan dan membentuk karakter kemanusian yang cerdas dan beradab. Oleh karena itu, konsepsi pendidikan Ki Hajar Dewantara dapat menjadi salah satu solusi membangun kembali pendidikan dan kebudayaan nasional yang telah diporak-porandakan oleh kepentingan kekuasan dan neoliberalisme.



Sumber Artikel: http://www.berdikarionline.com/opini/20120609/pemikiran-ki-hajar-dewantara-tentang-pendidikan-nasional.html#ixzz2MkE6Kkvr 

Selasa, 05 Maret 2013

KONSEP PENDIDIKAN PADA MASA KEPENDUDUKAN JEPANG


Kebijakan yang diterapkan pemerintah Jepang di bidang pendidikan adalah menghilangkan diskriminasi/perbedaan siapa yang boleh mengenyam/merasakan pendidikan. Pada masa Belanda, Anda tentu masih ingat, yang dapat merasakan pendidikan formal untuk rakyat pribumi hanya kalangan menengah ke atas, sementara rakyat kecil (wong cilik) tidak memiliki kesempatan. Sebagai gambaran diskriminasi yang dibuat Belanda, ada 3 golongan dalam masyarakat:

1. Kulit putih (Eropa)
2. Timur Aing (Cina, India dll)
3. Pribumi
Pola seperti ini mulai dihilangkan oleh pemerintah Jepang. Rakyat dari lapisan manapun berhak untuk mengenyam pendidikan formal. Jepang juga menerapkan jenjang pendidikan formal seperti di negaranya yaitu: SD 6 tahun, SMP 3 tahun dan SMA 3 tahun. Sistem ini masih diterapkan oleh pemerintah Indonesia sampai saat ini sebagai satu bentuk warisan Jepang.
Satu hal yang melemahkan dari aspek pendidikan adalah penerapan sistem pendidikan militer. Sistem pengajaran dan kurikulum disesuaikan untuk kepentingan perang. Siswa memiliki kewajiban mengikuti latihan dasar kemiliteran dan mampu menghapal lagu kebangsaan Jepang. Begitu pula dengan para gurunya, diwajibkan untuk menggunakan bahasa Jepang dan Indonesia sebagai pengantar di sekolah menggantikan bahasa Belanda. Untuk itu para guru wajib mengikuti kursus bahasa Jepang yang diadakan.
Dengan melihat kondisi tersebut, Anda akan mendapatkan dua sisi, yaitu kelebihan dan kekuarangan dari sistem pendidikan yang diterapkan pada masa Belanda yang lebih liberal namun terbatas. Sementara pada masa Jepang konsep diskriminasi tidak ada, tetapi terjadi penurunan kualitas secara drastis baik dari keilmuan maupun mutu murid dan guru.
Diskusikan dengan teman, orang tua/siapa saja di lingkungan Anda yang diperkirakan dapat memberi informasi:
1. Penjajah Belanda dalam hal pendidikan lebih bersifat memecah belah dan diskriminasi.
    Coba apa alasannya.
2. Pendidikan Jepang misalnya bidang militer seperti PETA apakah benar-benar tulus? Jelaskan. 
Kondisi di atas tidak terlepas dari target pemerintah Jepang melalui pendidikan, Jepang bermaksud mencetak kader-kader yang akan mempelopori dan mewujudkan konsep kemakmuran bersama Asia Timur Raya, namun dengan jalan yang salah, karena harus melalui peperangan Asia Timur Raya.
Satu hal yang paling menarik untuk Anda cermati adalah pemaksaan yang dilakukan oleh pemerintah Jepang agar masyarakat Indonesia terbiasa melakukan penghormatan kepada Tenno ( Kaisar) yang dipercayai sebagai keturunan dewa matahari ( Omiterasi Omikami). Sistem penghormatan kepada kaisar dengan cara membungkukkan badan menghadap Tenno, disebut dengan Seikeirei. Penghormatan Seikerei ini, biasanya diikuti dengan menyanyikan lagu kebangsaan Jepang ( kimigayo) . Tidak semua rakyat Indonesia dapat menerima kebiasaan ini, khususnya dari kalangan Agama. Penerapan Seikerei ini ditentang umat Islam, salah satunya perlawanan yang dilakukan KH. Zainal Mustafa, seorang pemimpin pondok pesantren Sukamanah Jawa Barat. Peristiwa ini dikenal dengan peristiwa Singaparna. 
Ada hal yang dapat Anda ketahui dari kebijakan pemerintah Jepang di bidang budaya yakni berkembangnya tradisi kerja bakti secara massal melalui kinrohosi/ tradisi kebaktian di dalam masyarakat Indonesia. Adanya tradisi kebaktian, kerja keras dan ulet dalam mengerjakan tugas. Nilai tradisi Jepang dan kemiliterannya melaui semangat Bushido (semangat ksatria Jepang akan dapat Anda ketahui dari analisa aspek militer)

6 RAHASIA DAN KEUTAMAAN SHOLAT DHUHA


Rahasia dan Keutamaan Shalat Dhuha – Shalat duha merupakan salah satu diantara shalat-shalat sunah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Banyak sekali penjelasan hadits yang telah menyebutkan berbagai keutamaan dan keistimewaan shalat Dhuha bagi siapa saja yang melaksanakannya. Berikut ini adalah beberapa hadits Rasulullah Muhammad saw yang menceritakan tentang keutamaan shalat Dhuha, di antaranya:

1. Sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia

Dari Abu Dzar al-Ghifari ra, ia berkata bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:

“Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi pahala” (HR Muslim).

2. Ghanimah (keuntungan) yang besar

Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu `anhuma, ia berkata:

Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang.
Nabi saw berkata: “Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!”.

Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya).

Lalu Rasulullah saw berkata; “Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya?”

Mereka menjawab; “Ya!

Rasul saw berkata lagi:
“Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya.” (Shahih al-Targhib: 666)

3. Sebuah rumah di surga

Bagi yang rajin mengerjakan shalat Dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi Muahammad saw:

“Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga.” (Shahih al-Jami`: 634)

4. Memeroleh ganjaran di sore hari

Dari Abu Darda’ ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw berkata:

Allah ta`ala berkata: “Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya” (Shahih al-Jami: 4339).

Dalam sebuah riwayat juga disebutkan: “Innallaa `azza wa jalla yaqulu: Yabna adama akfnini awwala al-nahar bi’arba`i raka`at ukfika bihinna akhira yaumika”

(Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla berkata: “Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat di awal hari, maka aku akan mencukupimu di sore harimu”).

5. Pahala Umrah

Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:

“Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barang siapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah…” (Shahih al-Targhib: 673).

Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda:

“Barang siapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna..” (Shahih al-Jami`: 6346).

6. Ampunan Dosa

KONSEP PENDIDIKAN DI ZAMAN RASULULLAH



Rasulullah SAW mensunnahkan agar para orangtua mengajarkan anaknya untuk mengendarai kuda, berenang dan belajar memanah. Tidak saja dalam arti harfiah, tetapi beberapa pakar menerjemahkan mengendarai kuda adalah mengajarkan anak tentang skill of life. Yaitu memberinya keterampilan atau keahlian. Berenang adalah pelajaran tentang survival of live, bagaimana mendidik anak agar selalu bersemangat, tidak mudah menyerah dan tegar dalam menghadapi masalah.

Kemudian memanah adalah mengajarkan anak untuk memiliki thinking of skill, yaitu dapat menentukan target dalam hidupnya. Karena setiap anak adalah “unik”, maka hargailah "keunikannya”. Biarkan anak menekuni hobbynya. Sebagai orang tua kita dapat membuka jalan ke masa depan anak dengan membantu mengembangkan minatnya dan menyusun rencana masa depannya. Dengan demikian diharapkan kemandiriannya akan terbangun dan yakinkan anak akan kemampuannya, sehingga anak tumbuh menjadi percaya diri.

Belajar memanah seperti berlatih membangun thinking of skill, yaitu membangun kemandirian berpikir untuk menentukan dan meraih impian atau cita-citanya. Dan secara harifiahpun kegiatan mengendarai kuda, berenang dan memanah tersebut adalah kegiatan berolah raga yang bertujuan untuk melatih anak agar tumbuh menjadi anak yang berfisik kuat dan berjiwa sportif.

*) dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib RA. “Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya”. Pendidikan pada anak dilalui dalam 3 tahap.

1. Pada 7 tahun pertama, perlakukan anak sebagai raja (0-7 th).

Yang dimaksud di sini, bukan berarti kita menuruti semua keinginan anak, melainkan memberikan perhatian penuh kepada anak, karena di usia inilah mereka mengalami masa emas. Saat maksimal pembentukan sel otak 70%, dan kemampuan anak menyerap informasi masih sangat kuat. Jangan serahkan sepenuhnya pada pengasuh, jangan sepenuhnya pada nenek-kakeknya. Rawatlah mereka dengan tangan kita. Perhatian kecil yang sederhana tapi tulus dari lubuk hati.

2. Pada 7 tahun kedua, perlakukan anak sebagai tawanan perang (7-14 th)

‘Serem’ yaaa dengernya ‘tawanan perang’. Maksudnya adalah mulai mendisiplinkan anak. Rasulullah SAW pun bersabda, untuk menyuruh anak-anak untuk shalat di umur 7 tahun, lalu memukulnya jika tidak shalat di umur 10 tahun. Pada fase kedua inilah akan terjadi pubertas. Anak harus dipersiapkan disiplin sebelum menginjak pubertas dimana semua ketentuan rukun Islam (Shalat, Puasa, dll) harus ia lakukan sendiri dan akan menjadi dosa jika ia tinggalkan.

3. Pada Fase Ketiga setelah 7 th kedua (14 tahun ke atas), perlakukan anak sebagai sahabat.

Di usia ini, anak bergulat dengan pencarian jati diri. Ia mengalami banyak peristiwa emosional dan sensitif dengan tubuhnya sendiri. Ajak anak untuk sering berbagi cerita, curhat, dan ajak pula teman-temannya untuk akrab dengan kita. Dengan begitu kita bisa mengontrol anak tanpa harus mengekang. Dan jiwa jati diri anak akan terbentuk dengan baik karena adanya kepercayaan dari orang tua.

MEGUAK RAHASIA DI BALIK GERAKAN SHOLAT


Sepanjang hidup tak pernah kita terfikirkan bahwa ibadah kita (shalat) mempunyai sejuta kebermanfaatan bagi tubuh bagi yang melaksanakannya. Shalat 5 waktu merupakan rukun islam yang kedua dimana amal ini akan menyempurnakan keislaman kita.
Melaksanakan sholat memang tidak cukup sekadar benar gerakannya semata, namun ibadah ini haruslah dilakukan sesuai dengan tata cara yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad S.A.W, jadi harus dilakukan dengan khusyuk dan tuma’ninah.
Rasulullah SAW bersabda “Jika engkau berdiri untuk melaksanakan shalat, maka bertakbirlah.” Saat melakukan takbir Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya ke atas hingga sejajar dengan bahu-bahunya (HR Bukhari dari Abdullah bin Umar). Seperti kita ketahui bahwa takbir dilakukan pada waktu hendak ruku, dan ketika bangkit dari ruku. Gerakan ini mempunyai beberapa makna dan manfaat
Maka dari itu kita lihat kebermanfaat gerakan-gerakan shalat.
1.    TAKBIRATUL IHRAM
·      Postur:
berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.
·      Manfaat:
v  melancarkan aliran darah,
v  getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan.
v  Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh.
v  Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar.
v  Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas

2.    RUKU’
·      Postur:
Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
·      Manfaat:
v Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulangbelakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf.
v  Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah.
v Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah.
v rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.

3.    I’TIDAL
·        Postur:
Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga.
·        Manfaat:
v  Itidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud.
v  Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik.
v  Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.

4.    SUJUD
·         Postur:
Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.
·         Manfaat:
v  Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak.
v  Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak.
v  Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
Gerakan sujud ini memilki banyak manfaat bagi kesehat antara lain :
1)      Pacu Kecerdasan
      Gerakan sujud dalam salat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri.
•      Manfaat:
      Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof . Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa? Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan darah. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya.
      Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan. Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry , AS. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.

2)      Perindah postur
      Gerakan-gerakan dalam salat mirip yoga atau peregangan (stretching) . Intinya untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan salat dibandingkan gerakan lainnya adalah salat menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan.
•      Manfaat:
v  Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada.
v  Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan.

3)      Mudahkan persalinan
      Masih dalam prosse sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot perut berkontraksi penuh.
•      Manfaat:
v   Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lama. Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis.
  
5.    Duduk
•      Postur:
Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
•      Manfaat:
vDuduk iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan.
vDuduk tawarruk
ü  Sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi.
ü  Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.

6.    Salam
•      Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
•      Manfaat:
ü  Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala.
ü  Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah. BERIBADAH secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita luar dan dalam.

              Agama bukan hanya sebuah sebuah pelipur hati dan jiwa namun agama yang di turunkan merupakan sebuah berkah yang maha dasyat yang di peruntukan kepada manusia..segala bentuk aspek kehidupan ini telah di rangkum dalam suatu tatanan yang bertujuan terciptanya sebuah kedamain dan kesejahteraan hidup kita di dunia ini namun banyak yang melepas agama dalam kita. padahal kalau kita mau berpikir sejenak tentang perintah-perintah yang Allah berikan kepada kita sebenar nya tidak lain adalah sebuah wujud kasih sayang Allah kepada kita.
                Lakukanlah shalat 5 waktu selain mendapat pahala kita juga mendapat kesehatan dari gerakan gerakan shalat tsb. Allah swt tentu saja menyuruh kita yang bermanfaat dan berguna untuk makluknya

SIAPA YANG PERTAMA KALI SHOLAT LIMA WAKTU ?


Namun, apa anda tahu? Siapakah Yang Pertama Kali Mengerjakan Shalat Lima Waktu itu? Dikutip dari buku/tabloid Hidayah edisi maret 2006. Inilah nama-nama yang pertama kali mengerjakan Shalat lima waktu:
 .
Subuh: Manusia yang pertama mengerjakan Shalat Shubuh ialah Nabi Adam A.S. yaitu ketika Nabi Adam keluar dari Surga lalu diturunkan ke bumi. Hal pertama yang dilihatnya adalah kegelapan dan Nabi Adam merasa sangat takut. Apabila fajar subuh telah keluar, Nabi Adam A.S. bersembahyang dua rakaat.
Zuhur: Manusia pertama yang mengerjakan Shalat Zuhur ialah Nabi Ibrahim A.S. yaitu tatkala Allah SWT telah memerintahkan padanya untuk menyembelih anaknya, Nabi Ismail A.S.. seruan itu datang pada waktu tergelincir matahari, lalu sujudlah Nabi Ibrahim sebanyak empat rakaat.
Ashar: Manusia pertama yang mengerjakan Shalat Ashar ialah Nabi Yunus A.S. ketika dikeluarkan oleh Allah SWT dari perut ikan Nun. Ikan Nun telah memuntahkan Nabi Yunus ditepi pantai, dan saat itu telah masuk waktu asar. Maka bersyukurlah Nabi Yunus lalu bersembahyang empat rakaat, karena telah diselamatkan oleh Allah SWT. Dari pada empat kegelapan.
Magrib: Manusia pertama yang mengerjakan Shalat Magrib ialah Nabi Isa A.S. yaitu ketika Nabi Isa dikeluarkan oleh Allah SWT. Dari kejahilan dan kebodohan kaumnya, waktu itu matahari telah terbenam, bersyukur Nabi Isa, lalu bersembahyang tiga rakaat karena diselamatkan dari kejahilan tersebut.
Isya’: Manusia pertama yang mengerjakan shalat Isya’ ialah Nabi Musa A.S.. ketika itu, Nabi Musa telah tersesat mencari jalan keluar dari Negeri Madyan, sedangkan dalam dadanya penuh dengan perasaan dukacita. Alah SWT, menghilangkan semua perasaan dukacitanya itu pada waktu Isya’ yang akhir. Lalu Nabi Musa bersembahyang empat rakaat sebagai tanda bersyukur.

SISTEM PENDIDIKAN ISLAM BANI UMMAYYAH


A.    Sejarah Munculnya Bani Umayyah
Pada tahun 25 H Utsman bin Affan menjadi khalifah yang ke tiga  menggantikan khalifah Umar bin Khattab yang wafat. Dan pada tahun 35 H utsman bin affan meninggal karena dibunuh oleh Abdullah Bin Saba (seorang pendeta yahudi dari yaman yang masuk islam). Maka tahta pemerintahan khulafaurrasidin jatuh ketangan Ali bin Abhi Thalib sebagai khalifah yang ke empat(terakhir) dalam kekhalifahan khulafaurrasidin.[1]
Pada masa pemerintahan khalifah Ali terjadi hal-hal yang tidak di inginkan oleh umat islam bukan sebab khalifah Ali melainkan situasi dan kehendak sejarah yang berjalan seperti itu. Ada empat golongan pada masa ini antara lain:
Golongan Syi`ah yang menyokong penuh pengangkatan Ali bin Abhi thalib sebagai khalifah menggantikan khalifah Utsman bin Affan.
Golongan Mu`awiyah bin Abu Sofyan, wali (Gubernur) yang di angkat khalifah utsman di damaskus Syria, yang tidak megakui khalifah Ali dan menganggap Khalifah Ali bersalah dan ikut canpur dalam pembunuhan khalifah Utsman. Golongan Mu`awiyah di Syria mengangkat Mu`awiyah menjadi khalifah pengganti khalifah Utsman bin Affan. Maka terjadilah dua orang khalifah yang satu di madinah (khalifah yang sah),dan tandingannya di Syria ialah Mu`awiyah bin Abu Sofyan.
Golongan yang ketiga ialah Siti Aisyah Ummul Muminin (ibu seluruh orang muslim) dan diikuti oleh Thalhah bin Zubair. Golongan ini tidak mengakui pengangkatan khalifah Ali karena pengangkatan dengan paksaan tetapi tidak menyalahkan khalifah Ali dalam soal pembunuhan terhadap khalifah Utsman. Maka timbulah peperangan yang disebut Perang Jamal.
Golongan keempat ialah Abdullah bin Umar anak Umar bin khattab,dan diikuti oleh sahabat yang lain yaitu Muhammad bin Salamah. Utsman bin Zaid,S`ad bin Abi Waqash, Hasan bin Tsabit dan Abdullah bin Salam. Golongan ini bersikaf Netral, mereka lebih menjauhkan diri dari dunia politik.[2]
Yang akan kami bahas disini ialah perselisihan antara Khalifah Ali bin Abhi Thalib dengan Mu`awiyah bin Abu Sofyan yang akan menimbulkan sejarah yang penting bagi umat islam yaitu runtuhnya kekhalifahan khulafaurrasidin dan berdirinya daulah Bani Umayyah.
Pada tahun 37 H terjadilah suatu perang yang sangat terkenal dalam dunia islam yaitu “Perang Siffin” atau perang saudara, antara pasukan khalifah Ali melawan pasukan Mu`awiyah di suatu daerah di irak yang dinamakan “siffin’.
Peperangan ini sangat besar, dipihak khalifah Ali sebanyak 25.000 tentara gugur dan dari pihak Mu`awiyah sebanyak 45.000 orang wafat. Jalannya peperangan sangat menguntungkan pasukan Ali hampir seluruh pasukan Mu`awiyah  lari kucar-kacir. Akan tetapi mereka menjalankan siasat, yaitu menyerukan “cease fire” (penghentian tembak menembak).[3]
Mereka mengikatkan beberapa kitab suci Al-Qur`an diujung tombak mereka dan mengacungkan sambil meneriakan penghentian tembak menembak dan berhukum kepada Al-Qur`an. Khalifah Ali pada mulanya tidak mau menerima ajakan ini karena beliau tahu bahwa hal ini merupakan siasat dari orang yang hampir kalah, minta menghentikan peperangan untuk sementara menyusun kekuatan kembali. Tetapi khalifah ali di desak oleh sebagian tentaranya sehingga khalifah ali menerima tawaran penghentian tembak menembak dan berhentilah peperangan.
Pasukan ali pulang ke Baghdad dan pasukan Muawiyah ke Damaskus. Maka di susun delegasi kedua belah pihak untuk melanjutkan perundingan, pihak khalifah Ali di wakili oleh Abu Musa al-Asyari dan pihak Muawiyah di wakili oleh Amru bin Ash. Amru bin Ash adalah seorang ahli siasat yang ulung sekali sementara Abu Musa al-Asyari seorang sahabat nabi yang jujur dan sholeh, maka dari itu delegasi Muawiyah yang di wakili oleh Amru bin Ash menang dalam tahkim dan akhirnya khalifah Ali di berhentikan dari jabatannya sebagai khalifah.[4] Maka dari itu runtuhlah kekhalifahan khulafaurrasidin dan berdirinya daulah Bani Umayyah.
B.     Pendidikan Pada Masa Bani Umayyah
1.      Lembaga Pendidikan Pada Masa Bani Umayyah
Pada umumnya lembaga pendidikan Islam dimasa ini diklasifikasikan atas dasar muatan kurikulum yang diajarkan. Dalam hal ini, kurikulumnya meliputi pengetahuan agama dan pengetahuan umum. Atas dasar ini, lembaga pendidikan Islam di masa klasik menurut Charles Michael Stanton[5] digolongkan kedalam dua bentuk, yaitu lembaga pendidikan formal dan nonformal, di mana yang pertama mengajarkan ilmu pengetahuan agama dan yang kedua mengajarkan pengetahuan umum, termasuk filsafat. Sementara George Makdisi dalam hal yang sama menyebutnya sebagai lembaga pendidikan ekslusif (tertutup) dan lembaga pendidikan inklusif (terbuka). Tertutup artinya hanya mengajarkan pengetahuan agama, dan terbuka artinya menawarkan pengetahuan umum.
Adapun lembaga pendidikan Islam yang ada sebelum kebangkitan madrasah pada masa Bani Umayyah adalah sebagai berikut:
a.       Shuffah
Pada masa Rasulullah Saw, shuffah adalah suatu tempat yang telah dipakai untuk aktivitas pendidikan[6]. Biasanya tempat ini menyediakan tempat pemondokan bagi pendatang baru dan mereka tergolong miskin. Disini para siswa diajarkan membaca dan menghafal Alquran secara benar dan hukum Islam dibawah bimbingan langsung dari nabi. Pada masa ini setidaknya telah ada sembilan shuffah yang tersebar dikota Madinah. Dalam perkembangan berikutnya, sekolah shuffah juga menawarkan pelajaran dasar-dasar berhitung, kedokteran, astronomi, geneologi, dan ilmu fonetik.
b.      Kuttab/Maktab
Kuttab/Maktab berasal dari kata dasar yang sama, yaitu kataba yang artinya menulis. Sedangkan kataba/maktab berarti tempat untuk menulis, atau tempat dimana dilangsungkan kegiatan tulis menulis[7]. Kebanyakan para ahli pendidikan Islam sepakat bahwa keduanya merpakan istilah yang sama dalam arti lembaga pendidikan Islam tingkat dasar yang mengajarkan membaca dan menulis kemudian meningkat pada pengajaran Alquran dan pengetahuan agama tingkat dasar[8]. Namun Abdullah Fajar membedakannya, ia mengatakan bahwa maktab adalah istilah untuk zaman klasik, sedangkan kuttab adalah istilah untuk zaman modern[9].
Philip K. Hitti mengatakan bahwa kurikulum pendidikan di kuttab ini berorientasi kepada Alquran sebagai suatu textbook. Hal ini mencakup pengajaran membaca dan menulis, kaligrafi, gramatikal bahasa Arab, sejarah nabi hadist khususnya yang berkaitan dengan Nabi Muhammad Saw.
Sejak abad ke-8 M, kuttab mulai mengajarkan pengetahuan umum disamping ilmu agama. Hal ini terjadi akibat adanya persentuhan antara Islam dengan warisan budaya helenisme sehingga banyak membawa perubahan dalam kurikulum pendidikan Islam. Bahkan dalam perkembangan berikutnya kuttab dibedakan menjadi dua, yaitu kuttab yang mengajarkan pengetahuan non agama (secular learning) dan kuttab yang mengajarkan ilmu agama (religious learning)[10].
Dengan adanya perubahan kurikulum tersebut dapat dikatakan bahwa kuttab pada awal perkembangan merupakan lembaga pendidikan yang tertutup dan setelah adanya persentuhan dengan peradaban Helenisme menjadi lembaga pendidikan yang terbuka terhadap pengetahuan umum, termasuk filsafat.
Mengenai waktu belajar di kuttab, Mahmud Yunus menyebutkan dimulai hari Sabtu pagi hingga Kamis siang dengan waktu sebagai berikut:
-          Alquran                                               : Pagi s.d. Dhuha
-          Menulis                                               : Dhuha s.d. Dhuhur
-          Gramatikal Arab,                                : Ba’da Dhuhur s.d. Siang
Matematika, Sejarah.
c.       Halaqah
Halaqah artinya lingkaran. Artinya, proses belajar mengajar di sini dilaksanakan di mana murid-murid melingkari gurunya. Seorang guru biasanya duduk dilantai menerangkan, membacakan karangannya, atau memberikan komentar atas karya pemikiran orang lain. Kegiatan halaqah ini bisa terjadi di masjid atau di rumah-rumah. Kegiatan halaqah ini tidak khusus untuk mengajarkan atau mendiskusikan ilmu agama, tetapi juga ilmu pengetahuan umum, termasuk filsafat. Oleh karena itu halaqah ini dikelompokan kedalam lembaga pendidikan yang terbuka terhadap ilmu pengetahuan umum. Dilihat dari segi ini, halaqah dikatagorikan kedalam lembaga pendidikan tingkat lanjutan setingkat dengan college.[11]
d.      Majlis
Istilah majlis telah dipakai dalam pendidikan sejak abad pertama Islam. Mulanya ia merujuk pada arti tempat-tempat pelaksanaan belajar mengajar. Pada perkembangan berikutnya di saat dunia pendidikan Islam mengalami zaman keemasan, majlis berarti sesi dimana aktivitas pengajaran atau diskusi berlangsung. Dan belakangan majlis diartikan sebagai sejumlah aktivitas pembelajaran, sebagai contoh, majlis Al-Nabi, artinya majlis yang dilaksanakan oleh nabi, atau majlis Al-Syafi’I artinya majlis yang mengajarkan fiqih imam Syafi’i.
Seiring denagan perkembangan pengetahuan dalam Islam, majlis digunakan sebagai kegiatan transfer ilmu pengetahuan sehingga majlis banyak ragamnya. Menurut Muniruddin Ahmed ada 7 macam majlis, sebagai berikut:
-          Majlis al-Hadits, majlis ini diselenggarakan oleh ulama/guru yang ahli dalam bidang hadits. Ulama tersebut membentuk majlis untuk mengajarkan ilmunya kepada murid-muridnya. Majlis ini berlangsung antara 20-30 tahun. Dan jumlah peserta yang ikut majlis ini mencapai ratusan ribu orang, seperti majlis yang disampaikan oleh Ashim ibn Ali di Masjid al-Rusafa diikuti oleh 100.000 sampai 120.000 orang.
-          Majlis al-Tadris, majlis ini biasanya menunjuk majlis selain daripada hadist, seperti majlis fiqih, majlis nahwu, atau majlis kalam.
-          Majlis al-Munazharah, majlis ini dipergunakan untuk sarana perdebatan mengenai suatu masalah oleh para ulama. Menurut Syalabi, khalifah Muawiyah sering mengundang para ulama untuk berdiskusi di istananya, demikian juga khalifah Al-Ma’mun pada dinasti Abbasiyah. Diluar istana majlis ini ada yang dilaksanakan secara kontinu dan spontanitas, bahkan ada yang berupa kontes terbuka dikalangan ulama, untuk model ini biasanya hanya dipakai untuk mencari popularitas ulama saja.
-          Majlis al-Muzakarah, majlis ini merupakan inovasi dari murid-murid yang belajar hadist. Majlis ini diselenggarakan sebagai sarana untuk berkumpul dan saling mengingat serta mengulang pelajaran yang sudah diberikan sambil menunggu kehadiran guru. Pada perkembangan berikutnya, majlis al-Muzakarah ini dibedakan berdasarkan materi yang didiskusikan, yaitu meliputi: sanad hadits, materi hadits, perawi hadits, hadits-hadist dho’if korelasi hadits dengan bidang ilmu tertentu dan kitab-kitab musnad.
-          Majlis al-Syu’ara, majlis ini adalah lembaga untuk belajar syair, dan sering dipakai untuk kontes para ahli syair.
-          Majlis al-Adab, majlis ini adalah tempat untuk membahas masalah adab yang meliputi puisi, silsilah, dan laporan bersejarah bagi orang-orang yang terkenal.
-          Majlis al-Fatwa dan al-Nazar, majlis ini merupakan sarana pertemuan untuk mencari keputusan suatu masalah dibidang hokum kemudian difatwakan. Disebut juga majlis al-Nazar karena karakteristik majlis ini adalah perdebatan antara ulama fiqih atau hukum Islam.
e.       Masjid
Semenjak berdirinya pada masa Nabi Muhammad Saw, masjid telah menjadi pusat kegiatan dan informasi berbagai masalah kaum Muslimin, baik yang menyangkut pendidikan maupun sosial ekonomi. Namun yang lebih penting adalah sebagai lembaga pendidikan. Sebagai lembaga pendidikan masjid pada awal perkembangannya dipakai sebagai sarana informasi dan penyampaian doktrin ajaran Islam.[12]
Perkembangan masjid sangat signifikan dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat. Terlebih lagi pada saat masyarakat Islam mengalami kemajuan, urgensi masyarakat kepada mesjid menjadi sangat kompleks. Hal ini menyebabkan karakteristik masjid berkembang menjadi dua bentuk, yaitu masjid tempat shalat Jum’at atau jami’ dan masjid biasa.[13] Jumlah jami lebih sedikit dibanding dengan jumlah masjid. Di Baghdad hanya ada 6 jami, sedangkan masjid jumlahnya mencapai ratusan, demikian juga di Damaskus, sedikit sekali jumlah jami dari pada masjid. Namun di Cairo jumlah jami cukup banyak. Jami maupun masjid keduanya digunakan untuk penyelenggaraan pendidikan Islam. Namun jami memiliki halaqah-halaqah, majlis-majlis dan zawiyah-zawiyah (menurut Abdul Fajar, zawiyah sama dengan kuttab dalam hal pendidikan dasar, namun muatan kurikulum lebih tinggi karena memasukan pendidikan moral dan spiritual atau tasawuf).
Ada perbedaan penting antara jami dengan masjid. Jami dikelola dibawah otoritas penguasa atau khalifah memiliki otoritas yang kuat dalam hal pengelolaan seluruh aktivitas jami, seperti kurikulum tenaga pengajar, pembiayaan dan lain-lain. Sementara masjid tidak berhubungan dengan kekuasaan. Namun demikian, baik jami maupun masjid termasuk lembaga pendidikan setingkat college.
Kurikulum pendidikan di masjid biasanya merupakan tumpuan pemerintah untuk memperoleh pejabat-pejabat pemerintah, seperti qadhi, khotib, dan imam masjid. Melihat kaitan antara masjid dan kekuasaan dalam hal ini dapat dikatakan bahwa masjid merupakan lembaga pendidikan formal.[14]
f.       Khan
Khan biasanya difungsikan sebagai penyimpanan barang-barang dalam jumlah besar atau sebagai sarana komersial yang banyak memiliki toko, seperti khan al-Narsi yang berlokasi di alun-alun Karkh di Baghdad. Selain itu, khan juga berfungsi sebagai asrama untuk murid-murid dari luar kota yang hendak belajar hukum Islam pada suatu masjid, seperti khan yang dibangun oleh Di’lij ibn Ahmad ibn Di’lij di Suwaiqat Ghalib dekat makam Suraij. Disamping fungsi itu, khan juga digunakan sebagai sarana untuk belajar privat.
g.      Ribath
Ribath adalah tempat kegiatan kaum sufi yang ingin menjauhkan diri dari kehidupan duniawi dan mengkonsentrasikan diri untuk semata-mata ibadah. Juga memberikan perhatian terhadap kegiatan keilmuan yang dipimpin oleh seorang syaikh yang terkenal dengan ilmu dan kesalehannya.
h.      Rumah-rumah Ulama
Rumah sebenarnya bukan tempat yang nyaman untuk kegiatan belajar mengajar. Namun para ulama dizaman klasik (bani Umayyah dan bani Abbasiyah) banyak yang mempergunakan rumahnya secara ikhlas untuk kegiatan belajar mengajar dan pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini umumnya disebabkan karena ulama yang bersangkutan tidak memungkinkan memberikan pelajaran di masjid, sedangkan para pelajar banyak yang berniat untuk mempelajari ilmu darinya[15].
i.        Toko-toko Buku dan perpustakaan
Toko-toko buku memiliki peranan penting dalam kegiatan keilmuan Islam. Pada awalnya memang hanya menjual buku-buku, tapi berikutnya menjadi sarana untuk berdiskusi dan berdebat, bahkan pertemuan rutin sering dilaksanakan disitu. Disamping toko buku, perpustakaan juga memiliki peranan penting dalam kegiatan transmisi keilmuan islam.
j.        Rumah Sakit
Rumah sakit pada masa bani Umayyah bukan hanya berfungsi sebagai tempat merawat dan mengobati orang-orang sakit, tetapi juga mendidik  tenaga-tenaga yang berhubungan dengan perawatan dan pengobatan. Pada masa itu, penelitian dan percobaan dalam bidang kedokteran dan obat-obatan juga dilaksanakan sehingga ilmu kedokteran dan obat-obatan berkembang cukup pesat.
k.      Badiah (Padang Pasir, Dusun Tempat Tinggal Badawi)
Semenjak berkembang luasnya Islam, bahasa Arab banyak digunakan sebagai bahasa pengantar oleh bangsa-bangsa diluar Arab yang beragama Islam. Namun, bahasa Arab disitu cenderung kehilangan keaslian dan kemurniannya, karena mereka kurang fasih melafazkannya dan kurang memahami kaidah-kaidah bahasa Arab, sehingga bahasa Arab menjadhi bahasa pasaran. Namun tidak demikian halnya dibadiah-badiah, mereka tetep mempertahankan keaslian dan kemurnian bahasa Arab. Dengan demikian badiah-badiah ini merupakan sumber bahasa Arab yang asli dan murni.
Oleh karena itu, badiah-badiah menjadi pusat untuk sumber belajar pelajaran bahasa Arab yang asli dan murni, sehingga banyak anak-anak khalifah, ulama-ulama dan para ahli ilmu pengetahuan pergi ke badiah-badiah dalam rangka mempelajari ilmu bahasa kesusastraan Arab. Dengan begitu, badiah-badiah telah berfungsi sebagai lembaga pendidikan.
2.      Kurikulum Pendidikan Islam pada Masa Bani Umayyah
Runtuhnya kerajaan Romawi pada abad ke-5 M merupakan awal dari “zaman pertengahan yang gelap”, yaitu ketika Eropa mengalami kemunduran peradaban. Sementara di timur (negeri-negeri Islam) peradaban mengalami kemajuan yang sangat pesat. Sehingga Islam selama kurang lebih 5 abad menjadi mercusuar dunia dalam segala aspek.
Di antara penyebab kemajuan tersebut adalah adanya asimilasi budaya antar bangsa. Fanatisme ke-arab-an yang melekat pada zaman sebelum bani Umayyah mulai ditinggalkan dan diganti dengan prinsip egaliterisme dalam segala aspek dengan diperkuat dasar-dasar agama sebagai sendi Negara.
Pada masa dinasti Umayyah pola pendidikan bersifat desentrasi,. Kajian ilmu yang ada pada periode ini berpusat di Damaskus, Kufah, Mekkah, Madinah, Mesir, Cordova dan beberapa kota lainnya, seperti: Basrah dan Kuffah (Irak), Damsyik dan Palestina (Syam), Fistat (Mesir). Pada masa bani Umayyah, pakar pendidikan Islam menggunakan kata Al-Maddah untuk pengertian kurikulum. Karena pada masa itu kurikulum lebih identik dengan serangkaian mata pelajaran yang harus diberikan pada murid dalam tingkat tertentu.
Sejalan dengan perjalanan waktu pengertian kurikulum mulai berkembang dan cakupannya lebih luas, yaitu mencakup segala aspek yang mempengaruhi pribadi siswa. Kurikulum dalam pengertian yang modern ini mencakup tujuan, mata pelajaran, proses belajar dan mengajar serta evaluasi. Berikut ini adalah macam-macam kurikulum yang berkembang pada masa bani Umayyah:
a.       Kurikulum Pendidikan Rendah
Terdapat kesukaran ketika ingin membatasi mata pelajaran-mata pelajaran yang membentuk kurikulum untuk semua tingkat pendidikan yang bermacam-macam. Pertama, karena tidak adanya kurikulum yang terbatas, baik untuk tingkat rendah maupun untuk tingkat penghabisan, kecuali Alquran yang terdapat pada kurikulum. Kedua, kesukaran diantara membedakan fase-fase pendidikan dan lamanya belajar karena tidak ada masa tertentu yang mengikat murid-murid untuk belajar pada setiap lembaga pendidikan.
Sebelum berdirinya madrasah, tidak ada tingkatan dalam pendidikan Islam, tetapi tidak hanya satu tingkat yang bermula di kuttab dan berakhir di diskusi halaqah.[16] Tidak ada kurikulum khusus yang diikuti oleh seluruh umat Islam. Dilembaga kuttab biasanya diajarkan membaca dan menulis disamping Alquran. Kadang diajarkan bahasa, nahwu, dan arudh.[17]
Umumnya pelajaran diberikan guru kepada murid-murid seorang demi seorang. Baik di Kuttab atau di Masjid pada tingkat menengah. Pada tingkat tinggi pelajaran diberikan oleh guru dalam satu halaqah yang dihadiri oleh pelajar bersama-sama. Ilmu-ilmu yang diajarkan pada Kuttab pada mula-mulanya adalah dalam keadaan sederhana, yaitu: belajar membaca dan menulis, membaca Al-Qur’an dan menghafalnya, belajar pokok-pokok agama Islam, seperti cara wudhu, shalat, puasa dan sebagainya. Ilmu-ilmu yang diajarkan pada tingkat menengah dan tinggi terdiri dari: Al-Qur’an dan tafsirannya, hadis dan mengumpulkannya, serta  fiqih (tasri’).
b.      Kurikulum Pendidikan Tinggi
Kurikulum pendidikan tinggi (halaqah) bervariasi tergantung pada syaikh yang mau mengajar. Para mahasiswa tidak terikat untuk mempelajari mata pelajaran tertentu, demikian juga guru tidak mewajibkan kepada mahasiswa untuk mengikuti kurikulum tertentu. Mahasiswa bebas untuk mengikuti pelajaran di sebuah halaqah dan berpindah dari sebuah halaqah ke halaqah yang lain, bahkan dari satu kota ke kota lain. Menurut Rahman, pendidikan jenis ini disebut pendidikan orang dewasa karena diberikan kepada orang banyak yang tujuan utamanya adalah untuk mengajarkan mereka mengenai Alquran dan agama.[18] Kurikulum pendidikan tingkat ini dibagi kepada dua jurusan, jurusan ilmu-ilmu agama (al-ulum al-naqliyah) dan jurusan ilmu pengetahuan (al-ulum al-aqliyah).
Kedua macam kurikulum ini sejalan dengan dua masa transisi penting dalam perkembangan pemikiran Islam. Kurikulum pertama adalah sejalan dengan fase dimana dunia Islam mempersiapkan diri untuk mendalami agama, menyiarkan dan mempertahankannya. Namun perhatian pada agama ini tidaklah terbatas pada ilmu agama an sich, tetrapi dilengkapi juga dengan ilmu-ilmu bahasa, ilmu sejarah, hadits dan tafsir. Menurut Mahmud Yunus, kurikulum jurusan ini adalah tafsir Alquran, hadits, fiqih dan ushul fiqih, nahwu saraf, balaghah, bahasa dan sastranya.[19]
Kurikulum kedua, yaitu kurikulum ilmu pengetahuan. Ia merupakan cirri khas fase kedua perkembangan pemikiran umat Islam, yaitu ketika umat Islam mulai bersentuhan dengan pemikiran Yunani, Persia dan India. Menurut Mahmud Yunus, kurikulum untuk pendidikan jenis ini mantiq, ilmu alam dan kimia, music, ilmu-ilmu pasti, ilmu-ilmu ukur, ilmu-ilmu falak, ketuhanan, ilmu hewan, ilmu tumbuh-tumbuhan dan kedokteran. Ikhwan Al-Shafa mengklasifikasikan ilmu-ilmu umum kepada:
-          Disiplin-disiplin umum: tulis-baca, arti kata dan gramatika, ilmu hitung, sastra (sajak dan puisi) ilmu tentang tanda-tanda dan isyarat, ilmu sihir dan jimat, kimia, sulap, dagang, dan keterampilan tangan, jual beli, komersial, pertanian dan perternakan, serta biografi dan kisah.[20]
-          Ilmu-ilmu Filosofis: matematika, logika, ilmu angka-angka, geometri, astronomi, music, aritmatika, dan hokum-hukum geometri, ilmu-ilmu alam dan antropologi zat, bentuk, ruang, waktu dan gerakan kosmologi produksi, peleburan, dan elemen-elemen meterologi dan minerologi, esensi alam dan manifestasinya, botani, zoology, anatomi dan antropologi, persepsi inderawi, embriologi, manusia sebagai mikro kosmos, perkembangan jiwa (evolusi psikologis), tubuh dan jiwa, perbedaan bahasa-bahasa (filologi), psikologi, teologi-doktrin esoteris Islam, susunan dan spiritual, serta ilmu-ilmu alam ghaib.
Masuknya ilmu-ilmu asing yang berasal dri tradisi Hellenistik ke dalam kurikulum pendidikan Islam bukan merupakan bagian dari pendidikan yang ditawarkan dimasjid, tetapi dilakukan di halaqah-halaqah pribadi atau juga di perpustakaan-perpustakaan, seperti Dar al-Hikmah, dan Bait al-Hikmah. Syalabi menggambarkan bagaimana giatnya umat Islam mengadakan penelitian, penerjemahan, diskusi dalam berbagai aspek di kedua lembaga tersebut.
3.      Pendidik (guru) Pada Masa Bani Umayyah
Dalam pendidikan Islam, guru mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berat sekaligus mulia. Keberhasilan seorang guru dalam mengemban tugasnya, baik sebai murabbi maupun sebagai agen perubahan dalam masyarakat sangat dipengaruhi oleh kualifikasi dan kompetensi yang mereka miliki.
a.       Kompetensi Mengajar Guru Pada Masa Bani Umayyah
Menurut Mas’ud Khasan Abdul Qohar (1990: 129) Kompetensi adalah kekuasaan, wewenang atau hak yang didasarkan pada peraturan tertentu. Sedangkan kompetensi mengajar menurut Uzer Utsman (1992) adalah wewenang guru untuk melaksanakan tugas mengajar berdasarkan persyaratan-persyaratan tertentu, diantaranya adalah syarat yang berkaitan dengan fisik dan nonfisik.
Menurut Al-Qosqosamdi (dalam Nur Uhbiyati, 1997; 83) bahwa syarat untuk bisa menjadi seorang guru pada masa kekhalifahan bani Umayyah secara umum dapat digolongkan ke dalam 2 syarat:
§  Syarat Fisik: bentuk badannya bagus, manis muka (selalu berseri-seri), lebar dahinya dan bermuka bersih.
§  Syarat Psikis: berakal sehat, hatinya beradab, tajam pemahamannya, adil terhadap siswa, bersifat perwira, sabar dan tidak mudah marah, bila berbicara menggambarkan keluasan ilmunya, perkataannya jelas dan mudah dipahami, dapat memilih perkataan yang baik dan mulia, serta menjauhi perbuatan yang tidak terpuji.
b.      Pranata Sosial Guru
Menurut Al-Jahiz (dalam Ziauddin Alavi, 1988: 69) guru dapat dklasifikasikan kedalam 3 golongan adalah:
·         Guru-guru yang mengajar sekolah kanak-kanak (mu’allim al-kuttab), para mu’allim kuttab (guru sekolah anak-anak) mempunyai status sosial yang rendah. Hal ini disebabkan oleh kualitas keilmuan mereka yang dangkal dan kurang berbobot. Namun tidak semua demikian, ada sebagian diantara mereka yang ahli di bidang sastra, ahli khat dan fuqaha. Mereka inilah golongan guru muallim al-kuttab yang dihormati dan dihargai seperti: Al-Hajaja, Al-Kumait, Abdil hamid Al-Katib, Atha bin Rabah dan lain-lain.
·         Para guru yang mengajar para putra mahkota (Muaddib), berbeda dengan muallim al-kuttab, para muaddib mempunyai status sosial yang tinggi, bahkan tidak sedikit para ulama yang mendapat kesempatan untuk menjadi muaddib. Hal ini disebabkan karena untuk menjadi muaddib diperlukan beberapa syarat, di antaranya adalah alim, berakhlak mulia, dan dikenal masyarakat.
·         Para guru yang memberikan pelajaran di masjid-masjid dan sekolah-sekolah, guru-guru dari golongan ini telah beruntung mendapat kehormatan dan penghargaan yang tinggi di hadapan masyarakat.[21] Hal ini disebabkan penguasa mereka terhadap ilmu pengetahuan yang begit mendalam (rasikh) dan berbobot. Di antara mereka adalah guru ilmu syariat, ilmu bahasa, ilmu pasti dan sebagainya. Terdapat beberapa guru dari golongan ini yang terkenal di kalangan masyarakat, diantaranya adalah Abul Aswad Ad-Duali, Hasan Al-Basri, Abu Wadaah, Syuraik Al-Qadhi, Muhamad ibn Al-Hasan, Ahmad ibnu Abi Dawud, dan lain sebagainya.
Guru-guru pada masa ini selalu dikelilingi oleh para siswa yang datang dari berbagai pelosok wilayah dunia yang bertujuan mendengarkan langsung kajian yang dibawakan gurunya. Sudah menjadi tradisi Islam pada masa klasik (Umayyah-Abbasiyah) bahwa guru tidak pernah kapan murid harus selesai belajar kepadanya, kecuali ia telah meny                                                  elesaikan kitab yang dikajinya (khatam). Murid diberi kebebasan untuk belajar kepada siapa saja dan kapan saja, bahkan guru tidak pernah menawarkan pelajaran secara khusus yang harus diselesaikan oleh murid pada waktu tertentu.
Guru pada masa bani Umayyah memegang peranan yang penting dalam proses pendidikan anak, mulai dari menentukan perencanaan sampai melaksanakannya. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila pada masa ini disebut dengan teacher oriented. Selain itu, guru pada masa ini secara teratur sudah melaksanakan tugas dan memberikan secara sungguh-sungguh dan memperlakukan murid secara adil tanpa ada diskriminasi.
4.      Peserta Didik (Murid) Pada Masa Bani Umayyah
Anak didik merupakan salah satu dari komponen pendidikan yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan. Tanpa anak didik, pengajaran tidak akan terjadi. Istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan term student (siswa); yaitu tilmidh, (jamak talamidh, talamidha) yang berarti murid, dan talib (seeker of knowledge), (jamak talaba, tullab) yang berarti orang yang menuntut ilmu-ilmu (agama), pelajar atau mahasiswa.
a.       Pengertian dan Batasan Murid
Murid adalah anak yang sedang berguru, yang memperoleh pendidikn dasar dari satu lembaga pendidikan.
Di awal perkembangan Islam, para penuntut ilmu tidak ada perbedaan. Ketika Rasulullah masih hidup, semua sahabat diberi kesempatan yang sama untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman tentang ajaran Islam dari Rasulullah Saw.
Dalam perkembangan selanjutnya, kaum Muslim memerlukan tempat khusus untuk kegiatan belajar anak-anak mereka. Mereka menjadikan kuttab sebagai tempat pendidikan dasar.[22]
Di kuttab para murid mendapatkan pengajaran berupa keterampilan dasar, seperti membaca dan menulis Alquran dan dasar-dasar agama.[23] Menurut Hudgson, pendidikan tingkat dasar adalah tempat bagi murid untuk belajar membaca dan menulis. Sementara menurut Stanton, pada abad pertama hijriyah, pelajaran di sekolah tingkat rendah difokuskan pada menulis dan membaca. Kemudian pada abad berikutnya, pelajaran berkembang dengan diajarkan ilmu keagamaan, aritmatika, tata bahasa, syair dan sejarah.
Pada masa ini, tidak ada ketentuan pasti tentang batasan umur bagi seseorang yang mau belajar di kuttab. Para murid yang masuk kedalam pendidikan dasar ini bervariasi. Ada murid yang memasuki kuttab berumur lima tahun, ada yang berumur tujuh tahun, bahkan ada yang berumur sepuluh tahun. Bervariasinya umur murid yang memasuki kuttab, tampaknya terkait dengan kesiapan mereka. Kesiapan itu bukan saja dari segi fisik dan mental, tetapi juga dari segi ekonomi.


b.      Biaya dan Lama Belajar
Biaya selama di kuttab pada dasarnya dibebankan kepada keluarga murid. Orang tua murid membayar dengan sejumlah uang yang dibayar pada setiap minggu dan setiap bulan. Terkadang pembayaran itu dilakukan dengan sejumlah bahan makanan sebagai pengganti uang.[24] Bagi murid yang berasal dari keluarga miskin, diberi kesempatan belajar secara cuma-cuma.[25] Selain itu ada juga orang tua murid yang menitipkan anaknya kepada seorang guru, dan untuk biaya selama anaknya belajar, dia memberikan kepada guru tersebut sejumlah harta/biaya.
Lama belajar di kuttab tergantung pada kemampuan anak didik. Murid yang cerdas dan rajin dapat menyelesaikan belajarnya dalam waktu relative singkat. Sebaliknya, anak yang kurang cerdas dan malas memakan waktu agak lama untuk menyelesaikan pelajaran. Meskipn demikian umumnya masa belajar di kuttab kurang lebih lima tahun.[26] Ukuran yang dijadikan dasar untuk kelulusan adalah murid menghafal Alquran.
c.       Keadaan Murid
Menurut Mahmud Yunus, para murid di kuttab belajar enam hari dalam seminggu. Belajar dimulai pada hari sabtu dan berakhir pada hari kamis, waktu belajar dimulai pagi hari dan berakhir setelah selesai shalat Ashar. Biasanya setelah selesai shalat zuhur para murid pulang ke rumah untuk makan.
Dari uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa para murid pada siang hari lebih banyak bergaul dengan guru dan para murid lainnya di kuttab. Adapun murid yng berada dalam pemeliharaan seorang guru, pergaulannya dengan seorang guru lebih lama dan murid-murid lain harus pulang ke rumah setelah pelajaran selesai. Karena itu dapat diasumsikan bahwa guru yang mengajar di kuttab adalah orang yang terdekat selain orang tua.
5.      Pendanaan Pendidikan Islam Pada Masa Bani Umayyah
Kelangsungan kegiatan suatu lembaga pendidikan terkait dengan bermacam faktor. Dana adalah salah satunya dan dianggap persoalan penting bagi keberlangsungan suatu lembaga pendidikan agar berbagai aktivitas dapat dialkukan dengan semangat yang tinggi dan lebih beragam, sehingga diharapkan dapat menghasilkan output yang berbobot.
a.       Sumber Biaya Pendidikan Pada Masa Bani Umayyah
§  Subsidi Pemerintah/Negara
Para penguasa dan pemimpin Muslim memiliki perhatian yang besar terhadap ilmu pengetahuan sejak masa khulafaur Rasyidin. Mereka mendirikan dan menghidupi berbagai sarana penunjang ilmu pengetahuan dan pendidikan, termasuk lembaga-lembaganya. As-Suffah yang menjadi model pendidikan Islam ketika nabi berada di Madinah tersebar keluar madinah tersebar luas keluar madinah sejalan dengan persebaran masjid.
Di daerah-daerah baru pada masa bani Umayyah dimana bahasa Arab bukan bahasa pertama dan Alquran belm dikenal, pembangunan lembaga pendidikan Islam, seperti kuttab dan masjid menjadi tujuan utama para khalifah dan gubernur, sehingga biaya pembangunan  ditanggung pemerintah. Banyak sekali dana yang dialokasikan untuk mendirikan dan memelihara sekolah-sekolah ini dengan cara memberikan beasiswa yang besar kepada murid yang berhak menerimanya.
§  Wakaf
Wakaf merupakan bagian dari ibadah dan hukum Islam yang berkaitan dengan barang benda. Sebagai bagian dari sistem pendanaan pendidikan, wakaf menjadi semacam lembaga yang terorganisir dengan baik dan menjadi mode pada masa keemasan peradaban Islam (pada masa bani Abbasiyah).
Pemberian wakaf tampaknya memiliki kekuasaan yang luas dan otoritas yang kuat dalam menentukan segala sesuatu berdasarkan dokumen wakaf yang di buat secara formal. Dokumen ini menggambarkan materi kekayaan yang menjadi wakaf dan mencantumkan cara penggunaan uang yang dihasilkan dari investasi penyewaan atau penjualan aset tersebut. Di dalamnya pemberi wakaf dapat menetapkan criteria syaikh dan pengajar yang harus dipenuhi, kurikulum yang digunakan bahkan madhab yang dianut. Disamping itu pemberi wakap menentukan satu atau beberapa orang yang bertanggung jawab untuk mengelola wakaf tersebut. Walau demikian, dokumen wakaf dibuat sangat hati-hati karena tidak boleh diubah setelah ditanda tangani. Pemberi wakaf pun tidak boleh mengambil sedikit juga aset atau penghasilan wakaf tersebut.
Karena wakaf ini kebanyakan merupakan aset ekonomi yang berjalan, seperti tanah pertanian, rumah, toko, kebun, kantor dagang, pabrik, pasar, dan sebagainya, dana yang dihasilkan akan bervariasi sesuai dengan kondisi pada waktu itu. Oleh karenanya, tingkat kehidupan para pelajar dan pengajar yang di biayai oleh hasil wakaf berubah-rubah dari waktu ke waktu. Walau begitu peran wakaf sangat membantu pelaksanaan pendidikan. Dengan wakaf, umat Islam mendapatkan kemudahan dalam menuntut ilmu. Para pelajar dan orang tua tidak terbebani dengan berbagai macam biaya yang diambil untuk kegiatan pendidikan.
Contoh lembaga-lembaga pendidikan yang dihidupi oleh sistem wakaf ini sangat banyak sekali ketika masa Islam klasik. Badr ibn Hasanawaih Al-Kurdi, seorang bangsawan kaya yang menjadi gubernur, mendirikan 3000 masjid dengan akademi didalamnya. Masing-masing masjid memiliki asrama (Masjid khan), pembiayaannya berasal dari wakaf. Wakaf Abdul Latief Al-Mansyur berupa pondok dan toko untuk lima orang anak yatim serta pengajarnya, mereka belajar membaca dan menghafal Alquran.
§  Orang Tua
Biaya pendidikan yang bersumber dari orang tua ini bervariasi dan sangat fleksibel tergantung pada kondisi orang tua murid. Biaya ini juga mereflesikan kemajuan siswa. Sebab, disamping biaya pendaftaran, biaya tambahan akan diambil ketika siswa telah menyelesaikan suatu paket tertentu dari pelajaran, ditambah sumbangan-sumbangan nonfinansial, seperti bahan pangan dan sandang sesuai dengan keadaan keluarga siswa tersebut.
Biaya pendidikan agama tidak pernah diadakan, kecuali sedikit jika materi pelajaran ditambah dengan pendidikan nonkeagamaan, seperti tata bahasa dan menulis. Hal ini didasarkan pada anggapan penyebaran misi ilahi dilakukan dengan ikhlas. Biaya pendidikan nonagama berbeda-beda, berkisar antara 500 sampai 1000 dirham pertahun. Kadang-kadang pembayaran dilakukan dengan sejumlah bahan makanan sebagai pengganti uang yang dibayar setiap minggu atau setiap bulan.
Orang tua yang berasal dari kalangan elit bangsawan atau hartawan, tentu akan mengeluarkan harta yang lebih banyak, ditambah dengan berbagai fasilitas lain, seperti tambahan buku-buku dan perlengkapan lainnya.
§  Siswa
Seorang ilmuan yang mengajar dimasjid atau lembaga pendidikan lain diperbolehkan memungut uang dari siswanya. Biasanya jumlahnya disepakati antara guru dan siswa tersebut serta dibayar pada masa awal belajar. Ibrahim Al-Zadjdjadi misalnya, memperoleh uang dari pekerjaannya sebanyak 1,5 dirham tiap hari. Kemudian ia pergi kepada Al-Mubarrid dan membayar honornya sejumlah dua pertiga dari penghasilannya tersebut, ditambah syarat lain, yaitu 1 dirham setiap hari sampai maut memisahkan mereka.
Para penuntut ilmu yang berasal dari keluarga tidak mampu atau belajar atas inisiatif sendiri sering bekerja ditengah-tengah masyarakat untuk membiayai pendidikannya. Pekerjaan yang mereka lakukan bervariasi tergantung kesempatan dan kebutuhan mereka. Ada juga pelajar tidak tetap yang terdiri dari pekerja. Orang-orang ini sendiri menaggung biaya pendidikan yang diperlukan.
§  Sumber Lain/Perorangan
Pandangan ilmu agama, terutama Alquran harus diajarkan kepada orang lain sebagai bentuk ibadah mendorong para pengajarnya tidak meminta dan menerima bantuan financial dari siapa pun. Mereka berusaha untuk membiayai kegiatan pendidikan dan kehidupannya hanya dari hasil keringat sendiri diluar pekerjaan mengajar. Abu Al-Abbas Al-Ashamm, salah seorang ulama besar dan ahli hadis di Khurasan tidak mau menerima upah ketika mengajarkan hadits. Beliau memenuhi kebutuhan hidupnya dari hasil usaha sendiri.[27]
Literatur Arab menceritakan banyak sekali cerita-cerita yang menggambarkan bahwa para pengajar dan pendidik yang miskin sekalipun duduk memberikan pelajaran kepada masyarakat tanpa mengharapkan bayaran sedikit pun. Kamaluddin Abu Al-Barakat Al-Anbary, seorang ahli fiqih dan nahwu, misalnya senantiasa membukakan pintu rumahnya bagi para penuntut ilmu, semata-mata karena Allah. Bahkan guru-guru yang mengajar kanak-kanak pun tidak menerima bayaran apa-apa seperti Al-Dhahak ibn Muzahim dan Abdullah ibn Harits, bahkan mereka bersedia membiayai sendiri kegiatan pendidikan tersebut.
Di samping para pengajar yang mempunyai keinginan dan kesadaran diatas, banyak para hartawan dan dermawan yang mengeluarkan sejumlah dana untuk membiayai berbagai lembaga pendidikan dan kegiatannya.

b.      Pola Pengelolaan Dana Pendidikan
§  Sentralisasi
Yang dimaksud dengan sentralisasi di sini adalah dana pendidikan direncanakan dan dikelola oleh birokrat atau pemegang otoritas kekuasaan, bukan lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Sejarah pendidikan Islam yang panjang menunjukan bahwa lembaga-lembaga pendidikan formal yang didanai oleh Negara, tidak memiliki otoritas untuk untuk mengatur sumber keuangan yang memang tidak dimilikinya. Semua keperluan pendidikan akan dipenuhi oleh pemerintah melalui khas Negara atau Bait Al-Mal. Sehingga, nafas kehidupan lembaga endidikan tersebut akan mengembang atau mengempis sesuai dengan kebijakan pemerintah terhadap sector pendidikan.
§  Desentralisasi
Sistem desentralisasi keuangan pendidikan merupakan pola manajemen keuangan pendidikan yang bukan hanya berorientasi pada kebutuhan rill lembaga tersebut dalam segala perubahannya, tapi juga pengelolaannya tidak memiliki otoritas mutlak dalam kerjanya (fleksibel dan partisipatif).
Pola ini dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
-          Tradisional
Dalam corak ini, biaya yang diperoleh biasanya dipakai tanpa perencanaan yang jelas dan jauh terarah. Berbagai keperluan operasional pendidikan akan dapat terpenuhi  ketika ada pemasukan dari sumber-sumber biaya, seperti orang tua siswa, murid, dermawan, atau pengajar itu sendiri. Tatkala sumber-sumber biaya tersebut kering, maka tertahanlah berbagai kebutuhan pendidikan itu.
Lembaga-lembaga pendidikan nonformal banyak yang memakai pola pengelolaan desentralisasi dengan corak ini. Kuttab yang tersebar di berbagai macam lokasi misalnya, banyak yang diselenggarakan secara sederhana tanpa campur tangan pemerintah dengan roti sebagai pemasukan ditambah sedikit uang pada masa khatam Alquran. Para ulama yang menjadikan rumahnya sebagai tempat belajar pun tidak pernah mengelola input sukarela ditangannya dengan perencanaan dan manajemen yang terarah. Ia hanya akan memenuhi kepentingan operasional pendidikannya saat itu dengan dana yang tersedia, atau ditambah dengan dana dari kantongnya sendiri maupun tambahan yang dicari.
-          Non-Tradisional
Corak ini merupakan antisintesis corak tradisional. Dana yang masuk dikelola melalui rencana yang terarah sesuai kondisi lembaga pendidikan bersangkutan dan oleh penyelenggara lembaga pendidikan tersebut.
Sistem wakaf dapat menjadi contoh corak ini. Jika dalam dokumennya pemberi wakaf tidak mengharuskan dirinya, keluarganya, atau orang-orang tertentu diluar penyelenggara lembaga pendidikan tersebutsebagai pengelola wakaf, juga ketentuan-ketentuan ketat pengguna hasil dana wakaf yang tidak fleksibel hingga tidak sesuai dengan berbagai perubahan kondisi lembaga pendidikan tersebut.

AKHLAQUL KARIMAH


1.  “ Wa innaka la ‘alaa khuluqin ‘azhiim “ , “ Dan sesungguhnya engkau ( Muhammad ) mempunyai akhlak yang mulia. “ ( Al Qalam , 68 : 4 ) , “ Dan hamba-hamba yang baik dari Tuhan Yang Maha Penyayang itu ( ialah ) orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati ( tidak sombong ) dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka , mereka mengucapkan kata-kata ( yang mengandung ) keselamatan “ ( Al Forqan , 25 : 63 ) ( TAWADHU’ ) ,

“ Maka janganlah kamu  mengatakan ( memuji) diri kamu suci (bersih) , Dialah yang lebih mengetahui orang yang bertaqwa. “ ( An Najm , 53 : 32 ) ( Terus menerus memperbaiki diri dan amalnya dan mensucikan hati)

2. “ Bahwasanya aku ( Muhammad ) diutus Allah untuk menyempurnakan keluhuran Akhlak ( Budi Pekerti ) “ ( H.R. Ahmad ) ( bagi hamba Allah yang beriman dan berusaha untuk terus bertaqwa dan mengembangkannya maka salah satu usahanya adalah terus memperbaiki dan mengembangkan kwalitas akhlaqnya untuk menuju kepada Akhlaq yang dimiliki Rasulullah saw. )

3.  Ketika Siti Aisyah ra ditanya tentang Akhlak Rasulullah Saw , maka ia menjawab , “ Akhlak-nya adalah Al Qur’an “ ( Abu Dawud &  Muslim )

4.  “ Siapakah diantara mereka hamba-hamba Allah ini yang lebih dicintai  oleh Allah ? “ Rasulullah menjawab, “ Yaitu orang yang paling baik akhlak-nya “ (HR.Tabrani )

 5.  “ Siapakah diantara orang mukmin yang paling sempurna imannya ? “ Rasulullah menjawab : “ yaitu orang yang paling baik akhlak - nya “  ( HR.Tabrani )

6.  Apakah sesuatu yang lebih baik yang diberikan kepada manusia ?  , Rasulullah menjawab , yaitu “ akhlak yang baik “ ( H.R. Ibnu Hibban )

7.  Kemuliaan seorang mukmin itu adalah agamanya , harga dirinya itu adalah akalnya , dan perhitungannya ( nanti di hari kiamat ) itu adalah akhlak- nya.   ( HR. Hakim )

8.  Dari Abdullah bin Amir : Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda , “ Maukah kalian kuberitahu tentang orang yang paling kucintai dan paling dekat duduknya dengan aku nanti di hari kiamat ? “ Diulanginya perkataan itu dua kali tiga kali. Mereka menjawab : “ Baiklah ya Rasulullah  , Beliau bersabda , “ Yaitu orang yang paling baik akhlak – nya”  ( HR.Ahmad )

 9.  “ Tidak ada sesuatu yang paling berat timbangannya tentang orang mukmin nanti dihari kiamat , selain akhlak yang baik. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang perbuatannya keji dan rendah , dan sesungguhnya orang yang berakhlak luhur itu akan sampai ke derajat orang yang puasa dan sholat “ (HR.Ahmad )

( Mu’min - muslim yang benar sholat dan Puasanya tentunya baik dan benar juga akhlaqnya , insyaallah atau orang yang memiliki/pengamal akhlaq yang baik dia juga memiliki /pengamal sholat dan puasa yang benar , masyaalllah ! / jika bisa seperti ini , Allahu Akbar ! / pen. )

10.  ” Sesungguhnya seorang mukmin dengan akhlak-nya yang baik akan dapat mencapai derajat orang yang berdiri ( sembahyang ) dimalam hari dan puasa di siang hari  ( HR. Abu Daud )

11. Sesungguhnya manusia dengan akhlaknya yang baik akan bisa mencapai derajat yang tinggi di akhirat dan tempat yang mulia , padahal ia lemah ibadahnya : Sesunggunya dia dengan Akhlak- nya yang jelek itu akan sampai kepada derajat yang paling rendah dineraka jahanam. ”  ( HR. Tabrani )

12. Aku mendengar Rasulullah bersabda :“ Sesungguhnya seorang muslim yang terpimpin akan mencapai derajat orang yang ahli puasa yang menegakan ayat-ayat Allah , lantaran akhlak-nya yang baik & watak - nya yang mulia “   ( HR.Ahmad )

13. Sungguh beruntung orang yang mengikhlaskan hatinya kepada iman , menjadikan hatinya selamat , lidahnya benar , jiwanya tentram dan Akhlak - nya lurus.( HR. Ibnu Hibban)

 14. “ Akhlak yang baik dapat menghapus kesalahan , bagaikan air yang menghancur kan tanah yang keras. Dan akhlak yang jahat merusak amal  , seperti cuka merusak manisnya madu. “  ( H.R. Baihaqi ) ,

15. Rasulullah bersabda : “ Sesungguhnya Akhlah yang baik melelehkan kesalahan sebagaimana matahari melelehkan es “ ( Al Hadits )

16. Kamu tidak bisa memperoleh simpati semua orang dengan harta-mu tetapi dengan wajah yang menarik ( simpati ) dan dengan akhlak yang baik .( HR. Abu Yu’la dan Al Baihaqi )

17. Seorang mu’min menjadi mulia karena agamanya, ( mempunyai ) kepribadian karena akalnya , dan ( menjadi terhormat ) karena akhlak - nya.”  ( HR. Al Hakim )

18. Diantara akhlak seorang mukmin adalah berbicara dengan baik , bila mendengar -kan pembicaraan tekun , bila berjumpa dengan orang dia menyambut dengan wajah ceria dan bila berjanji ditepati. ( HR. Adailami )

19. “ Saya dapat menjamin satu rumah dibagian yang tinggi disurga bagi orang yang baik Akhlak / budi pekertinya. ”  ( HR. Abu Dawud )

20. Orang yang paling tinggi kedudukan disisi Allah pada hari kiamat ialah yang paling banyak berkeliling dimuka bumi dengan bernasehat kepada manusia (makhluk Allah) ( HR. Athahawi )

21. Rasulullah bersabda , “ Baguskanlah Akhlak-mu ! “ , Sabda Rasulullah saw.  , “ Kebaikan itu adalah kebiasaan “ ( Al Hadits ) ,Akhlak yang baik membawa kebaikan untuk kehidupan dunia dan  akhirat.  ( HR. Athabrani )

Beberapa Sikap Akhlaq Yang Baik.

1. Amanah.                                              
2. Sidqu. ( benar/jujur )            
3. Wafa’ . ( menepati janji )                    
4. Adil.                                        
5. Ifafah. ( memelihara kesucian diri )
6. Haya’. ( malu )                        
7. Arief / Bijaksana.
8. Syajayah. ( berani karena benar)  
9. Sehat dan Kuat (Al-Quwwah.)                  
10. Sabar , Lemah – lembut , Kasih-sayang.
11. Hemat.
12. Ikhlas.
13. Pemaaf.
14. Khusyuk.
15. Syakha’. ( murah hati )
16. Berilmu.
17. Tawaddu’. ( rendah hati )
18. Syukur Nikmat.
19. Tawakal Allah.
20.Zuhud. ( tidak diperbudak dunia / harta )
21. Dll

 “ Dan hamba-hamba yang baik dari Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati  (tidak sombong) dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka , mereka mengucapkan kata-kata ( yang mengandung ) keselamatan “ ( Al Forqan ,  25 : 63-65 ) ,

“ Dan berilah peringatan kepada kerabat-mu , dan lemah – lembutlah terhadap orang-orang yang mengikuti-mu dari orang –orang mukmin “ ( Asysyu’araa’ , 26 : 215-223 ) ,

  “ Dan bicaralah dengan dia    ( fir’aun ) dengan lemah lembut  (bijaksana) , mudah-mudahan dia sadar atau takut  ( Thaahaa , 20 : 44 ) ( dengan fir’aun saja halus lemah-lembut apalagi kepada keluarga,saudara dll ) ,

“ Sesungguhnya Allah telah mewahyukan untuk bertawadhu’ hingga tidak ada seorangpun yang menyombongkan dirinya terhadap yang lainnya , dan tidak seorangpun yang menganiaya terhadap yang lainnya.” ( HR. Muslim ) ,

“ Sedekah itu bukannya mengurangi harta, dan malah Allah tidak akan menambah pemberian kepada seorang hamba karena berlaku pemaaf kecuali akan dimuliakan , dan tiada seorang yang tawadhu’ kepada Allah kecuali Allah akan meninggikan derajat-nya.” ( HR. Muslim )

Akhlak yang baik membawa kebaikan untuk kehidupan dunia dan  akhirat. (HR.Athabrani ) , Ketahuilah bahwa keramahan itu terpuji . Keramah – tamahan itu merupakan buah dari akhlak yang baik . Kebalikan dari keramah tamahan  adalah kata – kata kasar , kotor , kebengisan dan kekejaman. Rasulullah saw berkata kepada Siti ‘ Aisyah ,  “ Barang siapa yang diberikan kepada nya keramahan  , maka telah diberikan baginya kebaikan dunia dan akhirat. Barang siapa yang diharamkan bagi-nya keramahan , maka telah diharamkan bagi-nya kebaikan dunia dan akhirat “ ( Al Hadits )


BERKASIH – SAYANG DAN LEMAH – LEMBUT ANTAR SESAMA , KHUSUSNYA ANTAR SAUDARA SEIMAN.

1.. “ BISMILLAAHIR  RAHMAANIR RAHIIM “ , “ Dengan menyebut nama ALLAH Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. ( Al Faatihah ,  1 : 1 ) , “ Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.”  ( Ali Imran , 3 : 30 )  , “ Sesungguhnya Allah sangat berbelas kasihan  dan suka kasih-sayang , lemah lembut dalam segala hal.”  ( HR. Bukhari & Muslim ) , Walladziina aamanuu assyaddu hubban lillaah = “ Dan Orang – orang beriman itu sangat cinta kepada Allah . “ ( Al baqarah , 2 : 165 , dibuktikannya dengan mengikuti Rasululloh saw. baca Alii’imraan’ , 3 : 31 ! ! )

2.   “ Allah adalah sebaik-baik penjaga dan DIA adalah Maha Penyayang diantara para penyayang .” ( Yusuuf , 12 : 64 )

3.   “  Sesungguhnya telah datang kepada-mu seorang Rasul dari kaum-mu sendiri , berat terasa oleh-nya penderitaan-mu , sangat menginginkan  ( keimanan dan keselamatan ) bagi-mu , amat belas-kasihan lagi penyayang bagi orang-orang mu’min.”             ( At Taubah , 9 : 128 ) , “ Sesungguhnya Ibrahim adalah sangat lembut hatinya lagi penyantun.” ( At taubah , 9 : 114 ) ,

4.   Kemudian termasuk golongan orang-orang yang beriman dan nasehat – menasehati    ( supaya ) sabar dan nasehat - menasehati supaya berkasih sayang.           ( Al Balad , 90 : 17 )

5.   Katakanlah : “ Aku tidak meminta kepada-mu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih-sayang dalam kekeluargaan. “ ( Asy Syuura , 42 : 23 )

6.   “ Sesungguhnya orang – orang yang beriman dan beramal soleh , Yang Maha Pengasih akan membuat kasih – sayang bagi mereka “ ( Maryam , 19 : 96 )  

7.   “ Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.”   ( Ali Imran , 3 : 30 ) ,         “ Dan Orang yang beriman sangat cinta kepada Allah “  ( Al Baqarah , 2 : 165 ) , Katakanlah , “ Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah , ikutilah aku  ( Muhammad ) , niscaya Allah mencintai-mu dan mengampuni dosa-dosa-mu .“ ( Aali ‘Imran , 3 : 31)

8.   “ DAN SEDERHANAKANLAH DALAM BERJALAN  DAN LUNAKKAN SUARAMU SESUNGGUHNYA SEBURUK – BURUK SUARA ADALAH SUARA KELEDAI.” (Lukman , 31 : 19 )

9.   “ Maka karena rahmat dari Allah , engkau bersikap lemah lembut terhadap mereka , sekiranya engkau berlaku keras dan berhati kasar , tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitar-mu. Maka maafkanlah mereka dan mohonkan ampun bagi mereka , dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam suatu urusan. Maka apabila kamu telah membulatkan tekad bertawakallah kepada Allah. Sesung -guhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal.”( Aali ‘Imraan ,  3 : 159 )

10. “ Dan berilah peringatan kepada kerabat-mu, dan lemah lembutlah terhadap orang-orang yang mengikuti-mu dari orang-orang mukmin.” ( Asy Syu’araa’ , 26 : 214 – 217 )

11. Amal perbuatan yang paling disukai Allah sesudah yang fardhu (wajib) ialah , memasukkan kesenangan kedalam hati seorang muslim. ( Athabrani )

12. Bukanlah dari golongan kami orang yang tidak mengasihi dan menyayangi yang lebih muda , dan tidak menghormati orang yang lebih tua , dan tidak beramar makruf dan nahi- munkar.( HR. Attimidzi )

13. “ Barang siapa tidak mengasihi dan menyayangi manusia maka dia tidak dikasihi dan tidak disayangi Allah “ ( HR. Al Bukhari )

14. Seorang pemuda yang menghormati orang tua karena memandang usianya yang lanjut maka Allah mentakdirkan baginya pada usia lanjut orang akan meng - hormati-nya. ( HR. Attirmidzi )

15. Diriwayatkan dari Abu Hamzah, Anas Bin Malik r.a.  Sabda Nabi Muhammad SAW : “ Tiada sempurna Iman salah seorang dari kalian  sehingga ia mencintai saudaranya  seperti cinta nya kepada dirinya sendiri. “ ( HR Bukhari & Muslim )

16. “ Sungguh berbahagialah orang yang mampu bergaul dengan orang-orang baik dan berilmu , serta memberikan kasih-sayang kepada orang-orang yang hina dan miskin “  HR.Bukhari )

17. Berjama’ah Menjaga dan memelihara Dunia / Alam ( keseimbangannya ) dan memanfaatkannya secara benar , Allah SWT. telah ciptakan dengan baik dan sempurna Alam Dunia ini , dan wajjib dijaga dan dipelihara sebaik – mungkin , dijaga dari pengrusakan. Dll. ( Bekasih sayang dengan Alam )

18. DLL.

WALLAHU TA'ALA A'LAM BISH SHAWAB.
mas iman

Catatan :

Akhlakul Karimah dan Pengertiannya

Pengertian Akhlak

Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia, akhlak diartikan sebagai budi
pekerti atau kelakuan. Dalam Bahasa Arab kata akhlak (akhlaq) di­
artikan sebagai tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan agama. Meskipun
kata akhlak berasal dari Bahasa Arab, tetapi kata akhlak tidak
terdapat di dalam Al Qur'an. Kebanyakan kata akhlak dijumpai dalam
hadis. Satu-satunya kata yang ditemukan semakna akhlak dalam al
Qur'an adalah bentuk tunggal, yaitu khuluq, tercantum dalam surat al
Qalam ayat 4: Wa innaka la'ala khuluqin 'adzim, yang artinya:
Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang
agung. Sedang­kan hadis yang sangat populer menyebut akhlak adalah
hadis riwayat Malik, Innama bu'itstu liutammima makarima al akhlagi,
yang artinya: Bahwasanya aku (Muhammad) diutus menjadi Rasul tak lain
adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia.

Perjalanan keilmuan selanjutnya kemudian mengenal istilah-istilah
adab (tatakrama), etika, moral, karakter disamping kata akhlak itu
sendiri, dan masing-masing mempunyai definisi yang berbeda.

Menurut Imam Gazali, akhlak adalah keadaan yang bersifat batin dimana
dari sana lahir perbuatan dengan mudah tanpa dipikir dan tanpa
dihitung resikonya (al khuluqu haiatun rasikhotun tashduru 'anha al
afal bi suhulatin wa yusrin min ghoiri hqjatin act_ fikrin wa
ruwiyyatin. Sedangkan ilmu akhlak adalah ilmu yang berbicara tentang
baik dan buruk dari suatu perbuatan. Dari definisi itu maka dapat
difahami bahwa istilah 17 •

akhlak adalah netral, artinya ada akhlak yang terpuji (al akhlaq al
mah­mudah) dan ada akhlak yang tercela (al akhlaq al mazmumah). Ketika
ber­bicara tentang nilai baik buruk maka muncullah persoalan tentang
konsep baik buruk. Dari sinilah kemudian terjadi perbedaan konsep
antara akhlak dengan etika.

Etika (ethica) juga berbicara tentang baik buruk, tetapi konsep baik
buruk dalam ethika bersumber kepada kebudayaan, sementara konsep baik
buruk dalam ilmu akhlak bertumpu kepada konsep wahyu, mes­kipun akal
juga mempunyai kontribusi dalam menentukannya. Dari segi ini maka
dalam ethica dikenal ada ethica Barat, ethika Timur dan seba­gainya,
sementara al akhlaq al karimah tidak mengenal konsep regional,
meskipun perbedaan pendapat juga tak dapat dihindarkan. Etika juga
sering diartikan sebagai norma-norma kepantasan (etiket), yakni apa
yang dalam bahasa Arab disebut adab atau tatakrama.

Sedangkan kata moral meski sering digunakan juga untuk menye­but
akhlak, atau etika tetapi tekanannya pada sikap seseorang terhadap
nilai, sehingga moral sering dihubungkan dengan kesusilaan atau
perilaku susila. Jika etika itu masih ada dalam tataran konsep maka
moral sudah ada pada tataran terapan.Melihat akhlak, etika atau moral
seseorang, harus dibedakan antara perbuatan yang bersifat tempe­
ramental dengan perbuatan yang bersumber dari karakter kepriba­
diannya. Temperamen merupakan corak reaksi seseorang terhadap
berbagai rangsang yang berasal dari lingkungan dan dari dalam diri
sendiri.

Temperamen berhubungan erat dengan kondisi biopsikologi
seseorang, oleh karena itu sulit untuk berubah. Sedangkan karakter
berkaitan erat dengan penilaian baik buruknya tingkahlaku seseorang
didasari oleh bermacam-macam tolok ukur yang dianut masyarakat.
Karakter seseorang terbentuk melalui perjalanan hidupnya, oleh karena
itu ia bisa berubah. dan pengendalinya adalah ber AKHALQUL KARIMAH             karena ALLAH


PENTING NYA AKHLAKUL KARIMAH

Oleh Hannani, M. Ag

Mengamalkan akhlaqul karimah merupakan bagian dari ibadah kepada Allah secara horizontal kepada sesama manusia, lingkungan masyarakat, bangsa dan Negara          ( Ibadah ghoiru mahdloh).

I. Pengertian Akhlaqul Karimah

Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa arab ( أخلاق) dalam bentuk jama’, sedang mufradnya adalah khuluq ( خلق ), yang dalam Kamus Munjid berarti budi pekerti atau perangai atau tingkah laku. Akhlak bersinonim dengan etika dan moral. Etika dan moral berasal dari bahasa latin, yakni etos dan mores yang memiliki arti sama: kebiasaan. Sedang budi pekerti dalam bahasa Indonesia merupakan kata majemuk dari kata budi dan pekerti. Kata budi berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti yang sadar, pekerti berasal dari bahasa Indonesia sendiri yang berarti kelakuan (Djatnika, t.t.: 25). Secara terminologis, budi pekerti merupakan perilaku manusia yang didasari oleh kesadaran berbuat baik yang didorong keinginan hati dan selaras dengan pertimbangan akal.


Dari pengertian di atas timbul pertanyaan, siapakah objek akhlaqul karimah? Yang menjadi objek aklaqul karimah adalah seluruh lapisan masyarakat baik kelembagaan maupun peorangan, pejabat maupun masyarakat biasa, keluarga maupun bukan keluarga, kalangan muslim maupun non muslim, lingkungan, alam semesta dan semua yang berinteraksi sosial dengan kita.

Melakukan akhlaqul karimah tidak hanya mengikuti agama aturan agama, tapi juga menetapi aturan perundangan dan norma etika yang berlaku dalam masyarakat.
Substansi misi Rasulullah itu sendiri adalah untuk menyempurnakan akhlak seluruh umat manusia agar dapat mencapai akhlak yang mulia. Yang menjadi persoalan di sini adalah bagaimana substansi akhlak Rasulullah itu. Dalam hal ini, para sahabat pernah bertanya kepada isteri Rasulullah, yakni Aisyah r.a. yang dipandang lebih mengetahui akhlak rasul dalam kehidupan sehari-hari, maka Aisyah menjawab:

فَإِنَّ خُلُقَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ الْقُرْآن

Artinya: “Akhlak Rasulullah itu adalah al-qur’an”

II. Tujuan

Tujuan akhlak adalah mencapai kebahagiaan hidup umat manusia dalam kehidupannya, baik di dunia maupun akhirat. Jika seseorang dapat menjaga kualitas mu’amalah ma’allah ( Hubungan dengan Allah) dan mu’amallah ma’annas ( Hubungan dengan sesame manusia) , insya Allah akan memperoleh rida-Nya. Orang yang mendapat rida Allah niscaya akan memperoleh jaminan kebahagiaan hidup baik duniawi maupun ukhrawi.

III. Akhlakul Karimah dalam kehidupan modern

Saat ini kita berada di tengah pusaran hegemoni media, revolusi iptek tidak hanya mampu menghadirkan sejumlah kemudahan dan kenyamanan hidup bagi manusia modern, melainkan juga mengundang serentetan permasalahan dan kekhawatiran. Teknologi multimedia misalnya, yang berubah begitu cepat sehingga mampu membuat informasi cepat didapat, kaya isi, tak terbatas ragamnya, serta lebih mudah dan enak untuk dinikmati. Namun, di balik semua itu, sangat potensial untuk mengubah cara hidup seseorang, bahkan dengan mudah dapat merambah ke bilik-bilik keluarga yang semula sarat dengan norma susila .

Urgensi akhlak semakin terasa jika dikaitkan dengan maraknya aksi perampokan, penjambretan, penodongan, korupsi, manipulasi, dan berbagai upaya untuk cepat kaya tanpa kerja keras. Untuk mengatasi semua kenyataan tersebut tidak cukup hanya dilakukan tindakan represif akan tetapi harus melalui penanaman akhlakul karimah. Tanpa upaya prefentif, segala bentuk upaya represif tidak akan mampu menyelesaikan masalah, karena semua pelaku kejahatan selalu patah tumbuh hilang berganti.
Di dalam menyongsong kemajuan zaman, bangsa Indonesia harus memiliki moral kualitas unggul. Bangsa yang unggul dalam perspektif Islam adalah bangsa yang berakhlakul karimah. Hal ini selaras dengan sabda Rasulullah:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ ُخُلُقًا

Artinya: “Sesungguhnya yang paling unggul di antara kamu adalah orang yang paling baik akhlaknya” (H.R. Bukhari).

IV. Akhlaqul Karimah Sebagai Ajaran Agama Islam.


Seiring dengan kemajuan zaman, khususnya terkait dengan globalisasi telah terjadi pergeseran nilai-nilai budi pekerti di masyarakat. Sesuatu sikap/perbuatan yang tadinya dipandang tabu seperti berpakaian seronok(sexy), karena dampak globalisasi telah menjadi sesuatu yang biasa, yang tadinya dipandang sebagai hal yang memalukan seperti kawin di luar nikah, karena iblis pandainya mengemas godaannya sekarang telah menjadi hal yang biasa, dll. Akan tetapi kita sebagai orang iman harus memahami bahwa akhlaqul karimah, bukanlah kultur yang bisa berubah karena kondisi, waktu dan tempat. Akhlaqul karimah harus dipandang dan difahami sebagai ibadah yang menjadi perintah Allah dan Rasulullah, saw. Firman Allah:

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ (٤)

Terjemahnya:
“Sesungguhnya engkau (Muhammad) niscaya di atas budi pekerti yang agung /Akhlaqul karimah” (QS: Alqolam:4)

V. Penerapan Akhlaqul karimah pada Lingkungan Keluarga

Beberapa contoh akhlaqul karimah anak kepada kedua orang tua:

1. Bertutur kata dengan bahasa yang halus.
2. Mohon ijin ketika akan bepergian dan pamitan dengan mencium tangan sewrta memohon doa mereka.
3. Bila disuruh segera melaksanakan, selama tidak maksiat.
4. Bila dinasehati, anak mendengarkan dengan baik dan tidak memotong pembicaraan.
5. Bila berbicara supaya dengan nada yang rendah dari orang tua/ tidak membentak, atau mengeluarkan kalimat yang kasar.
6. Senang membantu pekerjaan orang tua di rumah
7. Mendahulukan kepentingan/ perintah orang tuanya dari pada kepentingan diri sendiri.
8. Apabila makan bersama orang tuanya / keluarga orang tua diutamakan/didahulukan atau orang tuanya diambilkan dulu dan tidak meninggalkan tempat sebelum orang tuanya selesai makan.
9. Jujur dan amanah, tidak bohong dan tidak berkhianat kepada orang tua.
10. Apabila berselisih pendapat dengan orang tuanya anak tetap menghargai pendapat orang tuanya.
11. Selalu mendoakan baik kepada orang tuanya.
12. Merawat orang tuanya ketika sedang sakit.
13. Meramut orang tuanya, utamanya ketika sudah tua.
14. Bila dipanggil segera memenuhi panggilannya sambil mendekat.

VI. Penerapan Akhlaqul karimah pada Lingkungan Masyarakat

Berikut beberapa contoh akhlaqul karimah dalam masyarakat:

1. Apabila bertemu dengan tetangga menyapanya.
2. Apabila melewati sekelompok masyarakat menyapa dengan sopan dan permisi.
3. Apabila naik kendaraan di dalam kampung dengan kecepatan rendah dan tidak menggeberkan gasnya atau melepas sarangan knalpotnya.
4. Melayar warga yang meninggal dan memberikan sumbangan.
5. Membantu dan menjenguk warga yang sakit.
6. Memberikan sumbangan untuk pembangunan/ perbaikan rumah ibadah, pos kamling, jalan, jembatan dll yang bersifat kepentingan umum.
7. Ikut serta dalam kegiatan gotong royong/ kerja bakti.
8. Membantu warga yang terkena musibah.
9. Mengikuti pertemua RT dan aktif memberikan ide-ide yang baik.
10. Menjaga keamanan lingkungan misalnya ronda.
11. Minta ijin apabila tidak dapat mendatangi undangan pada acara yang sudah rutin.
12. Berusaha menjadi penengah dalam masyarakat dan tidak memihak.
13. Apabila memiliki rezki yang lebih memberikan santunan kepada tetangga yang memerlukan.
14. Menyadari kekurangan kita dan mudah memaafkan orang lain.

AKHLAQUL KARIMAH/AKHLAQUL

Bismillahirrohamanirrohiim,

 Allah telah mengangkat derajat seseorang manusia, yang mana mereka itu suka mengendalikanHAWA NAFSU, sehingga Nabi pun memandang orang itu orang-orang yang melakukan"Jihadul Akbar" perang besar, hal ini disabdakan oleh Nabi dikala perang di TabukArtinya:"Marilah kita kembali dari perang kecil menuju perang besar, yaitu perang dengan nafsu yang benar-benar musuhmu, yang selalu terisi didalam dadamu"Adapun maksudnya supaya umat-umat berAkhlaqul Karimah/Budi yang mulia/AkhlaqulMahmudah/Alhlaq yang terpuji hingga menyingkirkan Akhlaq Madzmumah, ya'ni akhlaq yangtercela dan bina. Orang-orang cerdik pandai berpendapat, terutama Ulama Ulama sufi,

sungguhmulia manusia yang selalu boleh mengendalikan hawa nafsunya. Sebab manusia yang demikian benar-benar tangguh, kuat iamnnya,.Ulet menghadapi musuhnya yang jadi penyakit didalam hatinya, dimana Allah swt. Berfirman:Artinya: Adapun manusia yang diisi penyakitpenyakit batin (hati) ya ni bujukan nafsu, godaansyetan sepertui takabur, iri, dengki, jahat dendam, serakah, memfitnah dsb, Berakibat amal lakuyang kotor (yang dapat menimbulkan bencana kepada keluarga dan masyarakat) begitulahmemuncak menjadi amal laku yang keji (dapat menimbulkan mala petaka terhadap masyarakatdan Negara) bahkan huru hara kepada seluruhummat manusia.

Mereka itu matinya tergolong orang-orang kafir"Begitulah gambaran yang telah dijelaskan Al Quran Kalam Qodim Allah swt. Yang tidak bolehdirubah dan diragukan lagi. Demikianlah terjadinya peperangan fisik yang membunuh ribuan jiwa, sehingga kehidupan manusia menjadi sengsara, ini dikarnakan tidak dapat mengendalikanhawa nafsu, juga kezaliman kecuranganpun akibat manusia yang dijajah oleh hawa nafsunyaatau penyakit hati. Seandainya keadaan penyakit batin (hati) itu dibiarkan berjalan dan berkembang terus, maka pembangunan umat manusia, khususnya pembangunan Bangsa kita pasti akanterganggu bahkan mungkin akan gagal, terutama tujuan pembangunan bangsa kita adalah untuk mencapai kesejahteraan hidup yang seimbang antara kemakmuran dazhiriyah dan kebahagiaan batinniyah, alias dengan kata lain sifat pembangunan Negara kita adalah pembangunan yangseimbang antara jasmani dan rohani, antara kehidupan dunia dan akhirat. Tentu saja disampingitupun boleh merembet terhadap para remaja sendiri sebagai calon penerus kita, sehingga bagimereka merasa hari depannya kabur, kacau, suram, kadang-kadang mereka ingin juga mengatasi

perasaan yang tidak menyenangkan itu dengan jalan berbahaya dipandang Agama dan Negara, berbuat yang menyesatkan yang akibatnyamerugikan Bangsa dan Negara, disebabkan orang-orang tuanya, seperti halnya Nabi

kitamenjelaskanArtinya: "Setiap manusia yang dilahirkan adalah fitrah suci, akan tetapi ayah bundanya(pemimpin) yang mewarnai anak itu, hingga jadi Yahudi atau Nasrani dan Majusi. Dengan katalain ayah bunda (pemimpin) itu yang membawa dan memberi contoh baik buruknya sang putra.Oleh kerana itu kita arahkan dengan ajaran agama yang tepat boleh meluruskan arah batin yangtelah rusak itu.Kerana agama itu merupakan fitrah yang sudah melekat pada manusia semenjak ia dilahirkan,dan telah berurat berakar yang sangat dalam pada jiwanya; sebagaimana firman Allah swt.:Artinya: "Hadapkanlah dirimu dengan keadaan lurus kepada Agama Allah swt. Atas kesucianAgama Allah yang telah mewujudkan manusia menurut Fitrah itu".Jadi agama Islam itu (Fitrah) merupakan pedoman Illahi bagi umat manusia untuk membinatentanghidup dan kehidupannya didunia dan diakhirat; bahkan dimana aqal fikiran dan perasaanseseorang bebas dari segala macam khurufat dan tahayal-tahayul (penyakit batin), juga kehendak dan kegiatan tiap pribadi terlepas dari segala belenggu nafsu, dan dari rintangan godaan syetan. Maka daripada itu ia menjadi manusia yangtidak mau menggantangkan dirinya kepada yang lain, kecuali hanya kepada Allag swt. Yangdengan istilah sekarang disebut "WIRASWASTA", yaitu orang yang percaya terhadap diri sendiri yang penuh rasa tanggung jawab atas memanfaatkansegala anugerah Illahi, yang serba lengkap bagi kepentingan sesame manusia dan alamsekitarnya.Di bumi ini ada tanda-tanda, sebagaimana digamabarkan Allah dalam Al Quran surat Adz-Dzariyat:Artinya: "Kebesaran Allah swt. Yang serba lengkap bagi orang-orang yang yakin, dan begitu juga didalam diri kamu sendiri, kenapakah kamu tidak mau memperhatikan.

 Padahal segala anggota dan amal laku yang dianugerahkan Allah swt. Akan meminta pertanggung jawabnya:firman Allah swt. :Artinya: “Sesungguhnya pendengaran dan penglihatan hati begitu juga pandangan perasaannya,semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”.Seseorang yang berani bertanggung jawab, baik kepada Allah Khooliqul Alam maupun kepadasesame manusia, itu dikarenakan kuat imannya teguh tauhidnya. Iman inilah yang telahmensucikan jiwa-jiwa para muminin, bersih dari sifat-sifat dengki, iri hati, sombong,membanggakan diri, maksiat, kekejaman, kezaliman dan lain sebagainya. Dan iman inilah yangtelahy mensucikan jiwa-jiwa para muminin, bersih dari sifat-sifat dengki, iri hati, sombong, membanggakan diri, maksiat, kekejaman, kedholiman dan lain sebagainya. Dan imanini pulalah yang telah mempertinggi cita-cita manusia sehingga dapat memperbaiki kehidupanyang akan membawa kemakmuran, kebahagiaan,kebajikan dan kemajuan zahir batin serta keadilan yang merata dan juga dapat memberikenikmatan dan kebahagiaan kepada seseorang sebagai pribadi khususnya dan kepadamasyarakat padaumumnya; sebagai Firman Allah swt.

Dalam Al Quran surat Al-Maidah ayat 2 :-Artinya: "Kamu orang-orang yang beriman harus menjadi manusia yang saling tolong menolongdiatas kebenaran dan ketaqwaan.

"Firman Allah swt. Dalam Al Quran surat Al Imran ayat 134 :-Artinya: “Mereka orang-orang beriman yang memberikan harta bendanya (menolong) baik diwaktu lapang maupun diwaktu sempit dan kuat menahan amarah juga suka memaafkankesalahan orang lain, bahwa Allah kasih kepada orang yang berbuat baik.

”Firman Allah swt. Dalam surat Al-Khafi :-Artinya: “Adapun orang-orang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka ia akan mendapat pembalasan yang baik. Dan kami akan sampaikan kepadanya segala sesuatu dengan mudahdaripada urusan kami ini.”Unsur-unsur yang menjadi syarat bagi kemajuan lahir batin dunia dan akhirat hanya bolehdidapat dibawah naungan hati yang tenteram, tenang, yang dijiwai oleh iman kepada Allah swt.Yang murni, dimana manusia-manusianya mendapat Inayah dan karunianya, boleh mencapaitingkat kesempurnaan lahir batin yang dicitacitakan,. Jadi hati timan itulah yang kita harus pupuk  benar-benar jangan sekali-kali disusupi sikap keragu-raguan, kemunafikan, kesombongan yang jadi pokok utama merajalelanya penyakit hati: baik dalam mengatur rumah tangganya, maupundalam mengatur masyarakatnya/umatnya. Alhamdulillah bagaimanapun besarnya dosadosadan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh manusia yang hatinya berpenyakit namun TuhanMaha Pemurah,pengampun telah menjadikan obat yang mustajab untuk menyembuhkan penyakithati itu,

sebagaimana Sabda Nabi Muhammad saw.:-Artinya:

“Ingat kepada Allah itu menjadi obat yang mustajab guna menyembuhkan segala penyakit hati”.Dan disediakan pula resep untuk membersihkannya, seperti sabda Rasulullah saw. :

Artinya: “Sesungguhnya untuk segala perkara itu ada alat pencucinya, sedangkan pencuci hati ituadalah zikir kepada Allah swt.”Jelaslah bahwa sebab dari segala penyakit hati itu adalah Ghaflatun Iallah atau lupa kepadaAllah, lupa hati, lupa ingatannya kepada Tuhan, sebab hati dan ingatannya telah ditimbunimelulu oleh yang lain selain Allah. Hati dan ingatannya terisi oleh pamrih lainnya seperti hartakekayaan, kemuliaan, pengkat serta jabatan/kedudukan, pujian sanjungan dan lain-lain

Sepintas lalu ini merupakan perintah-perintah sederhana dan remeh. Namun pada hakikatnyamempunyai tujuan yang jauh, berpengaruh sangat kuat dan nyata, yang dapat dirinci sbb:


1. Tujuan pemberian peringatan agar siapapun yang menyalahi keridhoan Allah di dunia inidiberi perngiatan tentang akibatnya yang pedih di kemudian hari, dan yang pasti akanmendatangkan kegelisahan dan ketakutan di dalam hatinya.

2. Tujuan mengagung kan rob, agar siapapun yang menyombongkan diri di dunia tidak dibiarkan begitu saja melainkan kekuatannya akan dipunahkan dan keadaannya akan dibalik total, sehinggatidak ada kebesaran yang menyisa di dunia selain kebesaran Allah.

3. Tujuan membersihkan pakaian dan meninggalkan perbuatan dosa, agar perbuatan lahir dan batin benar-benar tercapai, begitu pula dalam membersihkan jiwa dari segala noda dan kotoran bisa mencapai titik kesempurnaan agar jiwa manusia berada di bawah lindungan rahmat Allah, penjagaan, pemeliharaan, hidayah dan cahaya Nya, sehingga ia menjadi sosok ideal di tengahmasyarakat manusia, mengundang pesona semua hati dan decak kekaguman.

4. Tujuan larangan mengharap yang lebih banyak dari apa yang diberikan, agar seseorang tidak mengangap perbuatan dan usahanya sesuatu yang besar lagi hebat, agar dioa senantiasa berbuatdan berbuat, lebih banyak berusaha dan berkorban, lalu melupakannya. Bahkan dengan perasaannya di hadapan Allah, dia tidak merasa telah berbuat dan berkorban.

5. dalam ayat yang terakhir terdapat isyarat tentang gangguan, siksaan, ejekan dan olok-olok yng bakal dilancarkan orang-orang orang yang menentang, dan bahkan mereka akan berusahamembunuh beliau dan membunuh para sahabat serta menekan setiap orang yang beriman disekitar beliau. Allah memerintahkan agar beliau bersabar dalam menghadapi semua itu, denganmodal kekuatan dan ketabahan hati, bukan dengan tujuan untuk kepentingan pribadi, tapi karenakeridhoan Allah semata.”

d. Hubungan dakwah Rosul SAW dalam pembentukan akhlaqul karimah

Setelah membaca dari awal tulisan ini, kita bisa menyimpulkan bahwa tujuan diutusnya RosulSAW adalah menjadikan manusia bertauhid. Bertauhid artinya ia mengesakan Allah dalamsegala bentuk ibadah.Allah Ta’ala berfirman:(( “Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya”.(An-Nisaa: 36)Sementara ibadah adalah segala macam perbuatan yang dicintai Allah SWT meliputi Islam(Syahadat, Shalat, Puasa, Zakat dan Haji), Iman, Ihsan, Do’a, Khauf (takut), Raja’(pengharapan), Tawakkal, Raghbah (penuh minat), Rahbah (cemas), Khusyu’ (tunduk),Khasyyah (takut), Inabah (kembali kepada Allah), Isti’anah (memohon pertolongan), Isti’adzah(meminta perlindungan), Istighatsah (meminta pertolongan untuk dimenangkan atau diselamatkan), Dzabh (penyembelihan), Nadzar dan macam-macam ibadah lainnya yangdiperintahkan.Seluruh bentuk ibadah itu kaitannya adalah dengan Allah SWT dan manusia seluruhnya. Maka barang siapa memiliki tauhid yang paling lurus maka dialah yang paling bertaqwa.

Barangsiapayang paling bertaqwa maka dialah yang paling baik akhlaqnya. Insan yang berakhlaq mulia(Akhlaqul Karimah) adalah ia yang memiliki pakaian taqwa. Jika taqwa itu adalah mematuhi perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya, maka manusia yang paling bertaqwa adalah iayang paling memiliki kemuliaan akhlaq. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang palingtaqwa di antara kamu” (Qs. Al Hujuroot: 13)Rasululloh SAW ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukan orang ke syurga, maka beliau SAW bersabda, “Bertakwa kepada Allah dan Akhlak yang baik” (Diriwayatkan At Tirmidzi yang menshahihkannya).Islam yang dibawa oleh Rosul SAW adalah peraturan yang membina akhlaq. Atau dengan katalain pembinaan akhlaqul karimah adalah tujuan diutusnya Rosul SAW di atas muka ini. Iniadalah inti dari pada seruan dakwah Rosul SAW.Karena hanya Islamlah yang akan menuntun manusia dan jin sehingga menjadi makhluk yangmulia dan pantas ditinggikan derajatnya. Dia, manusia itu, akan menjadi sesosok figur yangmampu mempertanggung-jawabkan hak dan kewajiban dirinya sendiri kepada Allah, dalamkeluarga dan bahkan dalam tatanan masyarakat yang lebih luas. Sebab figur akhlaq tertinggiadalah dia, manusia mulia, pilihan sang Rabb pemilik langit dan bumi beserta segala yang ada diantara keduaannya, sebagai mana firman Allah yang ditujukan kepada nabi “Dan sesungguhnyakamu


Muhammad SAW: benar-benar berbudi pekerti yang agung.” Qs. Al Qolam: 04Realisasi dari semua ini adalah ittiba’ur Rosul SAW, sebaik baik suri tauladan bagi umatnya,figur akhlaq paling ideal, dan idola paling mulia di kolong langit ini.Mengikuti Rosul SAW berarti mengikuti pula seluruh jalan para shahabatnya, para manusia yang berakhlaq mulia dan generasi terbaik yang kemudian diikuti oleh para tabiiinya. Mereka adalahgenerasi-generasi awal Islam yang berhasil merubah kebrobrokan aqidah, kebejadan akhlaq,kekotoran muammalah dan hinanya masa manusia jahiliyah menjadi masyarakat muslim yang berkibar peradabannya denagn aqidah lurus dan akhlaq yang luhur.Walhasil, akhlaq bangsa ini bisa diselamatkan hanya jika kita mengikuti pola dakwah generasigenerasi awal terdahulu, generasi-generasi yang shalih, yang sulit dicari tandingannya.Maka satu-satunya jalan untuk mengembalikan kemuliaan kaum muslimin adalah dengan meniti jalan yang telah di tempuh oleh para pendahulunya.
 
Berkata Imam Malik dalam kitabnya, Al Muwattho’: “Tidak akan menjadi baik urusan ummat ini kecuali dengan apa-apa yang telah membuaturusan ummat ini baik pada awal mulanya”Fenomena wahn, lemah dan kebobrokan akhlaq manusia terutama generasi muda di masyarakatkita pada saat ini, terutama realita kehidupan keseharian mereka, maka hal itu disebabkan karena jauhnya mereka dari cahaya Islam.Melesatnya era globalisasi dan kemajuan tekhnologi telah membuat manusia tidak mengimbangidengan percepatan tatanan moral yang semakin tinggi dan luhur. Namun akhlaq sebaliknya, semakin melesat mundur dengan cepatnya.

Dan kaum muslimin sesungguhnya telah kalah danakan hancur eksistensinya kecuali mereka kembali kepada ajaran Islam, kembali mengikuti fitrohmereka, kembali kepada ajaran tauhid yang bersih dari syirik.Adapun metode dakwah yang tepat pada saat ini adalah pola dakwah yang mengikuti pola RosulSAW. Dan jalan dakwah Rosul sesunguhnya berada di atas pola tasfiyah (pembersihan dan pemurnian) ummat dari akhlaq jahiliyah berupa kemusryikan, kebathilan dan kejahilan,kemudian di bina dan di tarbiyahnya ummat itu dengan ahkhlaq Islam berupa tauhid.Harapan penulis, semoga risalah kecil ini dapat bermanfaat bagi bagi kita semua, menjadi pelengkap perpustakaan Islam, dan menjadi amal sholih bagi penulis kelak.Akhirnya, segala kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata, segala cacat dan kekuranganitu hanyalah ada pada diri manusia, dan dikarenakan tiada gading yang retak, penulis sangatmenyadari akan banyaknya kekurangan dalam penulisan dan pembuatan paper ini, karenanyakami membuka pintu selebar-lebarnya bagi sidang pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang membangun guna perbaikan dan muhasabah bagi penulis di masa yang akan datang.Antara Garut – Karawang, Awal Muharrom 1425 H
Referensi:


1.Al Hilay, Abu Usamah Salim ‘Ied 2002 Mengapa Memilih Manhaj Salaf, Solo, PustakaImam Bukhary
 2.Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir 2003 Ensiklopedi Muslim, Jakarta, Darul Falah
 3.Al Mubarrokfuri, Abdurrohman Tt Sieroh Nabawiyah, Jakarta, Download Al Sofwah
 4.Al Mubarrokfuri, Abdurrohman 1997 Sieroh Nabawiyah, Jakarta, Pustaka Al Kautsar
 5.Al Utsaimin, Muhammad 2002 Panduan Kebangkitan Islam, Jakarta, Darul Haq
 6.At Tamimy, Syaikh Muhammad 2002 Kitab Tauhid, Jakarta, Darul Haq
 7.At Tamimy, Syaikh Muhammad 2002 Tiga Landasan Utama, Solo, At Tibyan
 8.Ashr, Syaikh Ibrohim Isma’il 2003 Manhaj Ibnu Taimiyah Beramar Ma’ruf NahiMunkar, Jakarta, Darul Haq
 9.Daeroby, Ahmad Drs, H., M. Ag 2001, Kesempurnaan Akhlaq, Majalah Risalah,Bandung
 10.Poerwadarminta, W.J.S 2002 Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka
 11.Ya’qub, Hamzah, Dr. H. 2002 Etika Islam Bandung, cv. Diponegoro
  12.Zaidalah, Alwisral Imam, Drs 2002 Strategi Dakwah dalam membentuk da’i dan khotib professional, Jakarta, Kalam Mulia

PENGERTIAN  ,   PERSAMAAN ,  DAN  PERBEDA  ANANTARA AKHLAQ,   ETIKA ,   MORAL, DAN SUSILA
 
 
A.    PENGERTIAN AKHLAQ, ETIKA, MORAL, DAN SUSILA1.

1.Akhlaq

Akhlaq secara etimologi merupakan bentuk jamak dari khulq  artinya perangai, tabiat, pekerti. Sedang secara terminologi akhlak adalah kemampuan /kondisi jiwa yang merupakan sumber dari segala kegiatanmanusia yang dilakukan secara spontan tanpa pemikiran. Akhlaq terbentuk dari latihan dan praktek berulang (pembiasaan). Sehingga jika sudahmenjadi akhlaq tidak mudah dihapus.

Akhlaq memiliki kedudukan utama,bahkan menjadi puncak kesempurnaan manusia.Ibn Miskawaih mengatakan bahwa akhlaq adalah sifat yangtertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatantanpa memerluka pemikiran dan pertimbangan.Imam Al Ghazali mendefinisikan akhlaq sebagai sifat yangtertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengangampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.Mu’jam al Wasith, Ibrahim Anis mengatakan bahwa akhlaq adalahsifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.

Dalam kitab Dairatul Ma’arif secara singkat akhlaq diartikan sifat-sifat manusia yang terdidik.Akhlaq memiliki cakupan yang luas, yaitu mencakup hubungankepada Sang Pencipta (Allah), sesama manusia, terhadap diri sendiri,maupun dengan lingkungan atau sesama makhluk Tuhan yang lain.Akhlaq dalam Islam tidak lepas dan terkait erat dengan aqidah dan syariah,ia merupakan buah dan sekaligus puncak dari keduanya. Akhlaqmenekankan keutamaan, nilai-nilai, kemulian dan kesucian (hati dan perilaku), Akhlaq Islami harus diupayakan agar menjadi sistem nilai(etika/moral) yang mendasari budaya masyarakat.Akhlaq yang baik berpangkal dari ketaqwaan kepada Allah dimanapun berada. Selain itu akhlaq yang baik merupakan manifestasi darikemampuan menahan hawa nafsu dan adanya rasa malu. Agar kitasenantiasa berakhlaq baik maka harus selalu menimbang perbuatandengan hati nurani yang bersih. Salah satu tanda atau ciri akhlaq yang baik yaitu mendatangkan ketenangan jiwa dan kebahagiaan pelakunya. Tapisebaliknya jika mendatangkan keraguan, kecemasan dan “ingin tidak diketahui orang lain” merupakan isyarat akhlaq yang buruk. Banyak sekali akhlaq mulia (akhlaqul karimah) yang harus menjadi hiasan seorangmuslim, demikian juga banyak akhlaq buruk (akhlaqul madzmumah) yangharus dihindari.

2.Etika

Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yangberarti watak kesusilaan atau adat. Dalam KBBI etika diartikan ilmupengetahuan tentang asas-asas akhlaq (moral).Secara terminologi, etika mempunyai banyak ungkapan yangsemuanya itu tergantung pada sudut pandang masing-masing ahli.Ahmad Amin mengartikan etika sebagai ilmu yang menjelaskanarti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan olehmanusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.Soegarda Poerbakawatja mengartikan etika sebagai filsafat nilai,kesusilaan tentang baik-buruk, serta berusaha mempelajari nilai-nilai danmerupakan juga nilai-nilai itu sendiri Ki Hajar Dewantara menjelaskan etika merupakan ilmu yangmempelajari soal kebaikan (dan keburukan) di dalam hidup manusiasemuanya, teristimewa yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yangdapat merupakan pertimbangan dan perasaan sdampai mengenai tujuanyang dapat merupakan perbuatan.Austin Fogothey (seperti yang dikutip Ahmad Charris Zubair)mengatakan bahwa etika berhubungan dengan seluruh ilmu pengetahuantentang manusia dan masyarakat sebagi antropologi, psikologi, sosiologi,ekonomi, ilmu politik dan hukum.
Frankena (seperti juga dikutip Ahmad Charris Zubair) menyatakanbahwa etika sebagi cabang filsafat, yaitu filsafat moral atau pemikiranfilsafat tentang moralitas, problem moral, dan pertimbangan moral.Dalam  Encyclopedia Britanica , etika dinyatakan sebagai filsafatmoral, yaitu studi yang sistematik mengenai sifat dasar dan konsep-konsepnilai baik, buruk, harus, benar, salah dan sebagainya.Dari beberapa definisi tersebut, etika berhubungan erat dengan empat hal:

a.Dilihat dari obyek formal (pembahasannya), etika berupaya membahasperbuatan yang dilakukan manusia. Dan sebagai obyek materialnyaadalah manusia.

b.Dilihat dari sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat.Sebagai hasil pemikiran maka etika tidak bersifat mutlak, absolut, danuniversa. Akan tetapi terbatas, dapat berubah, memiliki kekurangan,kelebihan, dan sebagainya.

c.Dilihat dari fungsinya, etika berfungsi sebagi penilai, penentu danpenetap terhadap suatu perbuatan yang dilakukan manusia, yaituapakah perbuatan itu akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. dengan demikian etika lebih berperan sebagikonseptor terhadap sejumlah perilaku yang dilakukan manusia.

d.Dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.Dengan ciri-cirinya yang demikian itu, etika lebih merupakan ilmupengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yangdilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk.

Berbagai pemikiranyang dilakukan para filsof barat mengenai perbuatan yang baik atau buruk dapat dikelompokkan kepada pemikiran etika, karena berasal dari hasilberpikir. Dengan demikian etika bersifat humanistis dan anthropocentris,yakni berdasarkan pada pemikiran manusia dan diarahkan pada manusia.Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yangdihasilkan oleh akal manusia.


3.Moral

Dari segi bahasa moral berasal dari bahasa Latin, mores (jamak dari kata mos) yang berarti adat kebiasaan. Dalam KBBI dikatakan bahwamoral adalah penentuan baik-buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.Secara istilah moral merupakan istilah yang digunakan uantuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atauperbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik, atauburuk.Di dalam buku The Advanced Leaner's Dictionary of Current  English moral mengandung pengertian:


a.Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar dan salah, baik danburuk.

b.Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah.

c.Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik

Berdasarkan kutipan tersebut, dapat dipahami bahwa moral adalahistilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitasmanusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Jikadalam kehidupan sehari-hari dikatakan bahwa orang tersebut bermoral,maka yang dimaksudkan adalah bahwa orang tersebut tingkah lakunyabaik.

4.Susila

Secara bahasa kesusilaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu sudan sila yang mendapat tambahan ke-an. Su berarti baik, bagus dan silaberarti dasar, prinsip, peraturan hidup atau norma. Susila juga dapat berartisopan beradab, baik budi bahasanya. Sehingga kesusilaan berartikesopanan. Dengan demikian kesusilaan lebih mengacu pada upayamembimbing, memandu, mengarahkan, membiasakan danmemasyarakatkan hidup yang sesuai dengan norma atau nilai-nilai yangberlaku dalam masyarakat. Kesusilaan menggambarkan keadaan di mana orang selalu menerapkan nilai-nilai yang dipandang baik.

B.PERSAMAAN-PERSAMAAN

Diantara akhlaq, etika, moral, dan susila memiliki obyek yang sama,yaitu sebagai obyek materialnya adalah manusia dan sebagai obyek formalnyaadalah perbuatan manusia yang kemudian ditentukan posisinya apakah baik atau buruk.Dari segi fungsinya sama dalam menentukan hukum atau nilai darisuatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk ditentukan baik-buruknya.5
Dari segi tujuannya sama-sama menghendaki terciptanya keadaanmasyarakat yang baik, teratur, aman, damai, dan tenteram sehingga sejahterabatiniah dan lahiriah.

C.PERBEDAAN-PERBEDAAN

Dalam etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atauburuk menggunakan tolok ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan dalammoral dan susila menggunakan tolok ukur norma-norma yang tumbuh danberkembang dan berlangsung dalam masyarakat (adat istiadat), dan dalamakhlaq menggunakan ukuran Al Qur’an dan Al Hadis untuk menentukan baik-buruknya. Dalam hal ini etika lebih bersifat pemikiran filosofis dan beradadalam dataran konsep-konsep (bersifat teoretis), sedangkan moral beradadalam dataran realitas dan muncul dalam tingkah laku yang berkembang dimasyarakat (bersifat praktis).Etika dipakai untuk pengkajian system nilai yang ada, sedangkan moral dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai.Etika memandang tingkah laku manusia secara umum, tapi moral dansusila lebih bersifat local dan individual.

Akhlaq yang berdasarkan pada Al Qur’an dan Al Hadis maka akhlaq bersifat mutlak, absolut, dan tidak dapat diubah. Sementara etika, moral, dansusila berdasar pada sesuatu yang berasal dari manusia maka lebih bersifat terbatas dan dapat berubah sesuai tuntutan zaman.